MENJAWAB TUDUHAN IBADAH HAJI MENCONTEK RITUAL PAGAN

Rukun Islam yang ke lima adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, namun kita tidak membahas rukun Islam tersebut tetapi untuk membantah sebuah artikel yang dibuat oleh salah satu blog yang artikel berisi tentang sebuah kontraversial tentang sebuah akidah umat Islam dalam menyikapi permasalahan ibadah haji yang dikutip dari sebuah buku hasil kajian Kalil Abdul Karim berjudul "Syariah" (perkelahian permaknaan syariah) terjemahan bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa ibadah haji bukan ajaran Islam.

Saya akan menjelaskan secara singkat asal mula ibadah haji apakah benar rukun Islam yang kelima ini bukan ajaran Islam.

Sebelum Islam datang di tanah Arab yang penduduknya sebagian besar menyembah berhala dan menjadikan tempat suci mereka adalah Ka'bah, disisi lain ada sekelompok orang yang senantiasa mengunjungi Ka'bah dalam kurun waktu setahun sekali guna melaksanakan syariat agama mereka, yaitu ibadah haji yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as sebagai syariat yang diperintahkan Allah Swt yang kemudian syariat ini menjadi konsep dasar agama Islam dan menjadi rukun Islam yang kelima. Sebagian besar mereka adalah penduduk Yastrib (Madinah) yang pada zaman Nabi Muhammad Saw disebuat Kaum Anshar.

ASAL Mula disyariatkannya ibadah haji bagi umat Islam, karena Nabi-nabi terdahulu seperti Nabi Ibrahim as membawa misi dari Allah swt untuk mengajarkan agama yang lurus, yaitu agama Tauhid (Islam) dan salah satu ajarannya adalah melaksanakan ibadah haji. Jadi jika seorang Kalil menyatakan bahwa ibadah haji adalah sebuah rutinitas yang menjadi kebiasaan bangsa Arab jahiliyah yang dilakukan setahun sekali dan Islam meniru atau mewarisi kebiasaan tersebut itu tidak benar dan saya sangat membantah dan saya prihatin kepada saudara saya ketika menulis artikel seperti ini tidak berani membantah dengan alasan belum hidup di masa itu, bukankah seorang Kalil Abdul Karim tidak juga hidup pada jaman itu. Dan kenapa kita tidak bisa membantah jika itu salah dan bagaimana dengan keimanan kita yang meyakini bahwa ibadah haji adalah benar merupakan ajaran Islam yang terdapat dalam rukun Islam yang kelima. Jika kita ragu tentang kebenaran ibadah haji, berarti perlu di cek ulang Keislaman kita dan bertanya kepada orang-orang yang ahli, yang mengetahui betul asal mula ibadah haji jangan hanya membaca sebuah buku yang belum tentu benar isinya dan dapat menyesatkan umat.

Jadi ibadah haji bukan kebiasan yang diwariskan oleh bangsa Arab Jahiliyah namun merupakan salah satu ajaran Islam yang dibawah Nabi Ibrahim dan diteruskan oleh Nabi Muhammad Saw, dan menjadikan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima.

Sebab Al-Quran telah menjelaskan bahwa agama nabi-nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim as adalah beragama tauhid, kemudian Islam sebagai agama tauhid yang dibawah oleh Nabi Muhammad Saw merupakan agama yang menyempurnakan ajaran-ajaran para nabi terdahulu bukan agama-agama terdahulu, termasuk ibadah haji.

Enam tahun berlalu sejak Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya hijrah dari Makkah ke Madinah. Selama itu mereka terus-menerus bekerja keras, terus-menerus dihadapkan pada peperangan. Kadang dengan pihak Quraisy, adakalanya pula dengan pihak  Yahudi. Sementara itu, Islam pun makin tersebar luas, makin kuat dan kokoh.

Sejak tahun pertama Hijrah, Rasulullah sudah mengubah arah kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram. Kini kaum Muslimin menghadap ke Baitullah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim di Makkah, yang kemudian diperbaharui lagi tatkala Rasulullah masih muda belia. Waktu itu, beliau juga turut mengangkat batu hitam (Hajar Aswad) ke tempatnya di ujung dinding bangunan tersebut.

Sejak ratusan tahun yang lalu, Masjidil Haram (Masjid Suci) telah menjadi tujuan orang-orang Arab dalam melakukan ibadat. Dalam bulan-bulan suci setiap tahun, mereka datang  ke tempat itu. Setiap orang yang datang keamanannya terjamin. Apabila orang bertemu dengan musuh yang paling keras sekalipun, di tempat ini ia tak dapat menghunus pedang atau mengadakan pertumpahan darah. Akan tetapi sejak  Rasulullah dan kaum Muslimin hijrah, pihak Quraisy telah mengambil tanggung jawab dengan melarang mereka memasuki Masjidil Haram.

Terkait hal ini, turun firman Allah pada tahun pertama Hijrah: "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah." (QS Al-Baqarah: 217)

Selama enam tahun itu banyak sekali ayat-ayat turun berturut-turut mengenai Masjid Suci itu yang oleh Allah dijadikan tempat manusia berkumpul dan tempat yang aman. Namun pihak Quraisy menganggap Rasulullah dan pengikut-pengikutnya telah mengingkari berhala-berhala yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, memerangi dan melarang mereka datang berkunjung ke Ka'bah adalah suatu kewajiban bagi Quraisy, kalau mereka tidak mau kembali kepada dewa-dewa nenek-moyangnya.

Sementara itu kaum Muslimin merasa menderita karena tak dapat melakukan tugas agama yang sudah menjadi kewajiban mereka, juga sudah menjadi kewajiban nenek-moyang mereka dahulu. Disamping itu, kaum Muhajirin sendiri pun sudah merasa tersiksa dan merasa tertekan—tersiksa dalam pembuangan, tertekan karena kehilangan tanah air dan keluarga. Hanya saja, mereka semua yakin akan adanya pertolongan Allah kepada Rasul-Nya dan kepada mereka.

Dengan melarang mengadakan ziarah ke Makkah serta menunaikan kewajiban berhaji dan menjalankan umrah, sebenarnya orang-orang Quraisy sudah melakukan kekejaman terhadap Rasulullah dan para sahabat. Rumah Purba (Ka'bah) ini bukanlah milik Quraisy, melainkan milik semua orang Arab. Hanya saja orang-orang Quraisy  itu berkewajiban menjaga Ka'bah dan mengurus air buat para pengunjung, yakni yang meliputi segala macam kepengurusan Rumah Suci dan pemeliharaan pengunjung-pengunjungnya. Penyembahan berhala oleh suatu kabilah tidaklah berarti membenarkan tindakan Quraisy melarang orang berziarah dan berthawaf di Ka'bah serta melakukan segala upacara peribadatan.

Rasulullah SAW datang mengajak orang menjauhi penyembahan berhala dan membersihkan diri dari segala noda paganisme dan kemusyrikan. Beliau mengajak  orang ke tingkat jiwa yang lebih tinggi, yakni menyembah hanya kepada Allah SWT. Oleh karena menjalankan ibadah haji dan umrah itu merupakan salah satu kewajiban agama, maka melarang penganut-penganut agama baru ini melakukan kewajiban agamanya berarti suatu tindakan permusuhan.

Jika Rasulullah kemudian datang juga disertai orang-orang yang sudah beriman  kepada Allah dan kepada ajarannya—yang sebenarnya mereka adalah penduduk asli  Makkah—orang-orang Quraisy khawatir rakyat jelata di Makkah akan menggabungkan diri. Dengan demikian, ini merupakan benih yang dapat mencetuskan perang saudara.

Disamping itu pemimpin-pemimpin Quraisy dan pemuka-pemuka Makkah tidak pernah melupakan Nabi SAW dan pengikutnya yang telah menghancurkan perdagangan mereka, merintangi jalan mereka menuju Syam. Oleh sebab itu, dalam jiwa mereka sudah tertanam benih dendam dan permusuhan. Padahal telah diketahui, bahwa Rumah Purba itu kepunyaan Allah dan kepunyaan seluruh masyarakat Arab. Dan bahwa kewajiban mereka hanyalah menjaganya dan memelihara orang-orang yang sedang berziarah.

Kaum Muslimin sudah gelisah sekali karena rindu ingin berziarah ke Ka'bah dan ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Pada suatu pagi, ketika mereka sedang berkumpul di masjid,tiba-tiba Nabi memberitahukan bahwa beliau telah mendapat ilham dalam mimpi hakiki, insya Allah mereka akan memasuki Masjid Suci dengan aman tenteram, dengan kepala dicukur atau digunting tanpa merasa takut.

Rasulullah kemudian mengumumkan kepada khalayak ramai agar berangkat menunaikan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah yang suci. Dikirimnya utusan-utusan kepada kabilah-kabilah yang bukan dari pihak Muslimin, dianjurkannya mereka supaya ikut bersama-sama pergi berangkat ke Baitullah, dengan aman tanpa ada pertempuran. Rasulullah juga sangat berharap agar kaum Muslimin dapat berangkat sebanyak mungkin.

Maksud baik Nabi SAW adalah agar semua orang Arab mengetahui bahwa kepergiannya dalam bulan suci itu hendak menunaikan ibadah haji, bukan untuk berperang. Beliau hanya ingin melaksanakan salah satu kewajiban dalam agama Islam, yang juga diwajibkan di agama-agama orang Arab sebelum  itu.

Untuk itu beliau mengajak orang-orang Arab yang tidak seagama agar juga turut melakukan kewajiban tersebut. Dengan demikian, kalaupun pihak Quraisy masih juga bersikeras hendak memeranginya dalam bulan suci, hendak melarang orang Arab untuk beribadah, maka takkan ada orang-orang Arab yang mau mendukung sikap tersebut.

Rasulullah mengumumkan kepada semua orang supaya berangkat menunaikan ibadah haji. Kabilah-kabilah di luar Muslimin juga dimintanya berangkat bersama-sama. Tetapi banyak juga dari mereka yang masih menunda-nunda.

Pada bulan Dzulqa'dah beliau berangkat dengan rombongan dari kaum Muhajirin dan Anshar, serta beberapa kabilah Arab yang menggabungkan diri. Jumlah mereka yang berangkat ketika itu sebanyak 1.400 orang. Rasulullah membawa binatang kurban  yang terdiri dari 70 ekor unta, dengan mengenakan pakaian ihram. Hal ini dimaksudkan agar orang mengetahui bahwa beliau datang bukan untuk berperang, melainkan khusus hendak berziarah dan mengagungkan Baitullah.

Ketika rombongan sudah sampai di Dzul Hulaifa, mereka menyiapkan kurban dan mengucapkan talbiyah. Binatang kurban itu dilepaskan dan di sebelah kanan masing-masing hewan itu diberi tanda, di antaranya terdapat unta Abu Jahal yang dirampas pada Perang Badar. Tak seorang pun dari rombongan haji itu yang membawa senjata selain pedang bersarung yang biasa dibawa orang dalam perjalanan. Istri Nabi yang ikut serta dalam perjalanan ini adalah Ummu Salamah.

IBADAH HAJI BUKAN RITUAL BANGSA PAGAN SEPERTI YANG DIINFORMASIKAN SECARA SESAT OLEH ORANG-ORANG YANG ALERGI TERHADAP ISLAM.

Secara syariat, pertama haji dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. pada sekitar 2000 tahun SM.
Ketika itu, Ibrahim dan putranya, diperintahkan membangun Ka’bah. Ritual ini terjadi pada bulan ke dua belas terdiri dari pejalanan ke Mekkah, melakakukan beberapa ritual yang berpuncak pada ritual korban dan mencukur rambut.

ALHAJJ 26. Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud.

27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

Hakikat haji , dalam TAURAT bahasa IBRANI atau Pentatech Perjanjian Lama ALKITAB adalah HAGG yang berarti FESTIVAL TAHUNAN, adalah perjalanan ruhani dan jasmani seorang hamba menuju BAIT SUCI.

“Syalosy regalim to-hag liy ha-syanah” = “Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan hagg (haji) bagiKu” (Keluaran 23: 17)

Dalam terjemahan kamus HAGG adalah: perjalanan jauh seseorang ke sebuah tempat istimewa dimana untuk menunjukkan rasa hormat (kepada Sang Pencipta).
HAgg atau Pilgrimage yakni a journey to a place which is considered special, and which you visit to show your respect. (Cambridge dictionary)

Ia bermakna keharusan bagi setiap manusia yang ingin kembali kepada Tuhan dalam keadaan suci hingga berakhir dengan perjumpaan dengan Tuhan. MENGAPA dalam ISLAM harus berhaji?

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Islam didirikan atas lima hal; Penyaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah, melaksanakan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).

Dalam Alquran: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS Ali ‘Imran: 97).
Salah satu makna terbesar yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji adalah tentang persatuan dan kesatuan umat.Ajaran ini tercermin sejak orang yang melaksanakan ibadah haji memasuki miqat. Di sini mereka harus berganti pakaian karena pakaian melambangkan pola, status dan perbedaan-perbedaan tertentu. Pakaian menciptakan “batas” palsu yang tidak jarang menyebabkan “perpecahan” di antara manusia. Selanjutnya dari perpecahan itu timbul konsep “aku”, bukan “kami atau kita”, sehingga yang menonjol adalah kelompokku, kedudukanku, golonganku, sukuku, bangsaku dan sebagainya yang mengakibatkan munculnya sikap individualisme. Mulai dari miqat mereka mengenakan pakaian yang sama yaitu kain kafan pembungkus mayat yang terdiri dari dua helai kain putih yang sederhana. Semua memakai pakaian seperti ini. Tidak ada bedanya antara yang kaya dan yang miskin, yang terhormat dan orang kebanyakan, yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur, mereka memakai pakaian yang sama, berangkat dan akan bertemu pada waktu dan tempat yang sama. Dengan aktivitas yang sama dan menggunakan kalimat yang sama.

“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, akau penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuatan hanyalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.“

Manusia yang tadinya terpecah-pecah dalam berbagai ras, bangsa, kelompok, suku dan keluarga dengan ibadah haji dihimpun oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berbagai faktor kesamaan agar mereka menjadi satu. Memuji kebesaran Allah dengan konsentrasi yang sama, dimana di tempat asalnya mereka disibukkan dengan masalah masing2, di sana kita seolah merecharge hati, keyakinan dan kepasrahan terhadap Allah.

Pada masa Daud, tempat ziarah / kiblat shalat dipindahkan seperti kita ketahui dalam 1 TAWARIKH 15, dengan membawa tabut ke Yerusalem. 15:12 dan berkata kepada mereka: “Hai kamu ini, para kepala puak dari orang Lewi, kuduskanlah dirimu, kamu ini dan saudara-saudara sepuakmu, supaya kamu mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel, ke tempat yang telah kusiapkan untuk itu.

Dalam khotbah di bukit Yesus meramalkan akan berpindahnya tempat ZIARAH HAJI dan arah DOA, atau dalam bahasa arab bermakna Shalat, dari Yerusalem ke sebuah tempat lain :

“Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.”
“Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh(Rohani) dan kebenaran(Realita;Jasmani); sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:21-23)

Tempat ziarah menjadi subyek kontoversi di masa Yesus. Kaum Yahudi meng-klaim tempat itu adalah Yerusalem sedangkan kaum Samaritan meng-klaim gunung yakub sebagai tempat ziarah.

Pertama, Yesus menyebutkan bahwa akan datang suatu masa tempat ziarah bukan lagi Yerusalem atau gunung kaum Samaritan. Kedua, beliau menyebutkan bahwa ziarah akan dilakukan di suatu tempat yang akan dituju oleh orang yang benar-benar akan menyembah Tuhan.

Begitu juga dalam perjanjian lama:
“Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.” (Ulangan 12:5)

“maka ke tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu nazarkan kepada TUHAN.” (Ulangan 12:11)

“Tetapi di tempat yang akan dipilih TUHAN di daerah salah satu sukumu, di sanalah harus kaupersembahkan korban bakaranmu, dan di sanalah harus kaulakukan segala yang kuperintahkan kepadamu.” (Ulangan 12:14)

“Apabila tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk menegakkan nama-Nya di sana, terlalu jauh dari tempatmu, maka engkau boleh menyembelih dari lembu sapimu dan kambing dombamu yang diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang kuperintahkan kepadamu, dan memakan dagingnya di tempatmu sesuka hatimu.” (Ulangan 12:21)

Ayat di atas, mirip dengan praktik ritual haji dan penyembelihan HEWAN KURBAN dalam Festival TAHUNAN Iidul Adha atau Lebaran Haji, atau HAGG, dalam ajaran Islam, dimana para jemaah haji di Mekkah akan menyembelih kurban di sana setelah selesai ritual haji, maka bagi yang tidak pergi ziarah, dapat menyembelih hewan kurban dimana saja mereka berada.

Dalam Mazmur dapat juga kita temui petunjuk yang menyebutkan cara ritual haji seperti yang dilakukan umat muslim di mekkah, yaitu berwudhu atau bersuci lalu berjalan mengelilingi Ka’bah/rumah (mezbah) Allah:
“Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan MENGELILINGI Mezbah-Mu, ya TUHAN (Mazmur 26:6)

dalam BBE lebih jelas = “I will make my hands clean from sin; so will I go round your altar, O Lord;” (clean from sin = bersuci, go round = mengelilingi)

Rumah Tuhan yang pertama dicatat dalam Alquran di Bakkah, nama kuno bagi Mekkah:

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS 3-96)

Hal ini telah diketahui dalam Mazmur 84:5-7:
“Berbahagialah segala orang yang boleh duduk dalam rumah-Mu serta memuji akan Dikau senantiasa.” (Mazmur 84:5)
“Berbahagialah orang yang kuatnya adalah dalam Engkau, dan hatinya adalah pada jalan raya (ziarah) ke kaabah-Mu”. (Mazmur 84:6)

NIV© (New International Version) Blessed are those whose strength is in you, who have set their hearts on pilgrimage. (dalam versi ini, ayat ini terdapat di ayat 5)

“Apabila mereka itu melalui lembah Baka mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air, bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.” (Mazmur 84:7)

(catatan: terjemahan di atas diterjemahkan dari alkitab versi ‘New International Version’ karena berbeda dalam terjemahan bahasa Indonesia dan versi alkitab lainnya selain NIV)
Ringkasnya ziarah dalam Islam pada dasarnya sama dengan ziarah dalam al-kitab. Keduanya merefleksikan waktu, tujuan, praktik dan tempat tempat ziarah yang sama.

Sejak masa awal monotheistic ibrahimik sudah menjadi salah satu syariat yg ada bahkan sebelum islam itu dibawa nabi muhammad saw. ( http://en.wikipedia.org/wiki/Mizrach ) , kiblat orang yahudi itu disebut mizrakh/mizrath, secara jelas digambarkan dalam kitab daniel 6:10 dalam bible. Mereka berkiblat ke Temple of Solomon (Beth HaKadosh/Baitul Maqdis/Bait Suci/), sampai sekarang.

Al Baqarah 143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Al Baqarah 145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.

Orang yahudi, gak ikut kiblat org Islam, mereka sholat menghadap Baitul Quds, Orang Nasrani gak punya kiblat melainkan kiblat tubuhnya sendiri jadi BAIT. Adapun kaum MUSLIMIN sholat menghadap Masjidil Haram. Maha Benar Allah dg segala firman-Nya.

“Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah TUHAN bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”

Beberapa orang Katolik mengartikan ini pusat kekristenan di Vatican. Padahal semua tahu orang katolik ataupun protestan tidak mengenal konsep “arah sembayang” (kiblat). Mungkin akan menimbulkan argumentasi apologetik yg panjang, tapi kalau secara sederhana kita berfikir, Islam adalah keyakinan terakhir dalam mata rantai agama semitik, maka akan tepat perintah perubahan kiblat dg keterangan yg diberikan Nabiullah Yesus itu. Dalam kristen ada yg disebut “ziarah ke tanah suci”, mungkin mereka mengganti haji dg ini dalam tradisi judaistic ada yg disebut “shalosh regalim”, secara textual artinya “tiga hijrah”, salosh = tiga, regalim, bentukan dari kata dasar “le’reghal” yg artinya “hijrah”, jadi plural dg suffix -im.

http://en.wikipedia.org/wiki/Shalosh_regalim.

http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=125&letter=F&search=regalim#329

The Three Pilgrimage Festivals, known as the Shlosha Regalim (שלושה רגלים), are three major festivals in Judaism — Pesach (Passover),Shavuot (Weeks), and Sukkot (Tabernacles) — when the Israelites living in ancient Israel and Judea would make a pilgrimage to Jerusalem, as commanded by the Torah. In Jerusalem, they would participate in festivities and ritual worship in conjunction with the services of the kohanim (“priests”) at the Temple in Jerusalem. dasarnya Exodus 23:14-17, Exodus 34:18-23, Deuteronomy 16. Sama seperti orang naik haji, mereka datang ke jerusalem dan memberikan korbanot (qurban).

MAU TAHU MANA YANG MENCOTEK PAGAN, ATAU MUNGKIN EMANG PAGAN BENERAN??? KRISTEN TERNYATA PAGANISME BERKEDOK AJARAN YESUS

- Trinitas ini sesungguhnya merupakan adopsi dari agama pagan yang sangat populer pada saat itu, yaitu:
1. Ajaran Trinitas di Mesir: Iziris, Auzuris, dan Huris.
2. Ajaran Trinitas di India: Brahma, Wisynu, dan Syiwa.
3. Ajaran Trinitas di Yunani: Zeus, Poseidon, dan Pedos.
4. Ajaran Trinitas di Romawi: Jupiter, Nipton, dan Pluton.

- Hari beribadah dilakukan pada SUN-DAY (minggu)

- Yesus, Mithra, Osiris, Baachus mati utk Menebus dosa manusia

- Salib kristen meniru salib mesir yg disebut 'CRUX ANSATA'

- Vatikan menggambarkan tuhan bapa amat sangat mirip dgn Zeus

- Orang-orang Romawi merayakan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran dewa matahari, Natalis Solis Invicti (“Kelahiran Matahari Yang Tak Terkalahkan”), dan pada akhirnya para pendeta pagan romawi yg kelak menjadi pendeta vatikan menetapkan tanggal 25 desember sbg hari kelahiran yesus. Adakah bukti Yesus lahir 25 Desember???

Yesus terlahir dalam lingkungan Yahudi. Bahasa yg digunakannya adalah bahasa Ibrani. Tapi kenapa kitab-kitab perjanjian baru (Injil) hampir seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani ?. Seharusnya, kitab-kitab tsb ditulis dalam bahasa Ibrani, karena bahasa inilah bahasa yg digunakan oleh kaum Yahudi, kaum Yesus sendiri. Ini menunjukkan, bahwa agama Kristen, berkembang dalam kebudayaan Yunani. Sedangkan kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu.

Dyaus dalam bahasa Sanskerta atau Zeus dalam bahasa Yunani, sampai sekarang tetap tidak berubah. Nama ini dioknumkan menjadi Zeus Pater atau Jupiter dalam kepercayaan Yunani, atau Zupitri dalam bahasa Sanskerta, sebagai Tuhan Bapak. Zeus = Dyaus = Theos = Tuhan, sedangkan Pater=Bapak=Pitar.

Dalam Hinduisme, Tuhan dioknumkan sebagai Bapak (Zupitri), yaitu Brahma. Wisnu, yg merupakan oknum kedua adalah Anak Tuhan., yg dapat menjelma menjadi manusia dalam bentuk Krisna dan Rama. Sedangkan Shiwa, adalah Roh Suci. Dari kenyataan ini dapat kita lihat persamaan yg sangat akurat dengan Trinitas.

Dalam Bhagavad Gita (Nyanyian Tuhan), pada ayat ke-14, dalam Kitab yang sama, Krishna bersabda kepada Arjuna :

Karena aku adalah Tuhan
Dalam tubuh ini
Kehidupan abadi
Tak akan musnah
Aku adalah kebenaran
Dan kebahagiaan selama-lamanya

Adakah Anda melihat persamaan makna dgn salah satu ayat dalam Injil...?

Siapakah Krishna….?. Krishna adalah penjelmaan Dewa Wishnu, melalui manusia biasa, Devanaki. Hal ini persis sama dengan dgn Yesus, yg diyakini oleh umat Kristen, sebagai Tuhan, yg dilahirkan oleh perempuan manusia bernama Maria.

Kelahiran Yesus, diriwayatkan sama dengan kelahiran Krishna. Kelahiran Krishna digambarkan dalam Athar Veda, salah satu Kitab Suci Hindu sebagai berikut :

Pada suatu malam, waktu raja Kansa tak dapat tidur, berdirilah baginda diteras istananya, digerakkan oleh suatu kekuatan gaib. Ia melihat bintang bergerak dan sinarnya jatuh ke Bumi. Ia bertanya kepada istrinya, Nysumba (seorang ahli sihir, pemuja Dewi Kali, yaitu dewi kerinduan dan kematian), tapi Nysumba tidak mengetahuinya. Maka dipanggillah Brahmana-Brahmana (Pendeta-Pendeta Hindu), untuk melihat bintang itu dan menceritakan kebenarannya. Pendeta-pendeta Hindu tsb, lalu menceritakan, bahwa itu adalah pertanda turunnya Tuhan ke dalam tubuh manusia yang dikandung oleh Devanaki, anak saudara perempuan baginda raja sendiri. Anak yg dikandung itulah yg akan menjadi Tuhan di dunia, raja dunia.

Bandingkanlah riwayat ini dengan riwayat kelahiran Yesus, dalam Injil Matius, yg ditandai dengan bintang yg cemerlang yg bergerak, dan berhenti diatas tempat dimana Yesus dilahirkan.

Karena riwayat kelahiran Krishna, jauh lebih tua dari riwayat kelahiran Yesus, sedangkan Injil yg berkembang adalah Injil berbahasa Yunani, dimana kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, maka apa yg dapat kita simpulkan dari kenyataan ini………?.

Yang dapat kita simpulkan :
Ajaran Trinitas adalah modifikasi dari ajaran Trimurti Hinduisme. Brahma dalam Hinduisme dimodifikasi menjadi Allah Bapa, Wisnu dimodifikasi menjadi Yesus Anak Allah dan Syiwa dimodifikasi menjadi Roh Kudus.
Jadi, ternyata Trinitas = Trimurti



Sumber: 
Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya. 
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb. 
 peraturan komentar: 
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa. 
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit. 
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post