TRINITAS DAN YESUS



Pemahaman Trinitas dalam Agama Kristen bukan berarti Allah itu tiga, kristen juga mengakui Allah itu Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Dalam wujud “Yesus Kristus”

Dalam Perjanjian Baru tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", makna Allah Tritunggal itu hanya terdapat pada salah satu ayat yang berbunyi “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberikan kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu” (I Yohanes 5 : 7 - 8).

Masalahnya adalah Apa benar Yesus itu Allah?, Umat Kristen mengatakan jika Yesus makan, minum, tidur dan sifat alamiah manusia lainnya, maka itu adalah fifat kemanusiaan yang ada pada diri Yesus, dan jika melakukan mujizat, seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan penyakit, dan lain-lain adalah sifat keilahian Yesus, dan seterusnya.

Sekarang Perhatikan ayat berikut, okelah kita setuju bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus adalah sifat kemanusiaan yang ada pada diri Yesus, namun yang perlu diingat bahwa Yesus itu sendiri Adalah “ALLAH” dan di dalam dirinya juga mempunyai sifat “KEILAHIAN”, jadi Allah mana yang dimaksud oleh Yesus dalam ayat di bawah ini :

1. YESUS BERDOA KEPADA ALLAH

Dan setelah orang banyak disuruhNya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri (Matius 14 : 23)

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah (Lukas 6 : 12)

Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu (Yohanes 17: 9)

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka (Yohanes 17:20)


2. AJARAN YESUS BUKAN BERASAL DARI DIRINYA

Jawab Yesus kepada mereka: “AjaranKu tidak berasal dari diriKu sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku” (Yohanes 7 : 16)


3. YESUS TIDAK DAPAT MENGIKUTI KEHENDAKNYA SENDIRI

Aku tidak berbuat apa-apa dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar dan penghakimanKu adil, sebab Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku (Yohanes 5 : 30)

Maka jawab Yesus kepada mereka, kataNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak (Yohanes 5: 19)


4. YESUS DI UTUS ALLAH

Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Yohanes 6 : 29)

Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang telah mengutus Aku (Yohanes 7 : 29)

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17 : 3)


5. YESUS TIDAK MENGETAHUI HARI KIAMAT

Tetapi tentang hari atau saat itu tidak ada seorangpun yang tahu, Malaikat-malaikat disorga, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja (Markus 13 : 32)


6. YESUS KEMBALI KEPADA ALLAH

Sebab Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu. (Yohanes 20: 17)


7. YESUS DIBANGKITKAN ALLAH

Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari sengsara maut (Kisah Para Rasul 2: 23-24)

Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi (Kisah Para Rasul 2: 32)

Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh (Kisah Para Rasul 5: 30)


8. ALLAH LEBIH BESAR DARI YESUS

Sekiranya kamu mengasihi Aku, tentu kamu akan bersukacita karena Aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku”(Yohanes14: 28)


Sebagai Kesimpulan dari ayat tersebut di atas jelaslah dapat kita pahami bahwa Yesus bukanlah Allah, dan Allah bukanlah Yesus, sebab Allah itu lebih besar dari Yesus (Yohanes 14: 28) dan Allah itu hidup dalam dirinya sendiri, begitu juga Yesus hidup dalam dirinya sendiri, dan tidak ada persekutuan di antara keduanya, sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut.

Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, demikian juga diberikanNya Anak mempunyai hidup dalam diriNya sendiri (Yohanes 5: 26)

sumber

Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya. 
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb. 
 peraturan komentar: 
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa. 
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit. 
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan

3/Post a Comment/Comments

  1. Pengertian
    Pribadi dalam Tritunggal




     


    Allah di dalam Alkitab menyatakan Diri kepada manusia yang
    diciptakanNya sebagai Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kodus. Umat Krisitiani
    mengenal Allah sedemikian rupa dan membentuk istilah Allah Tritunggal: Allah
    (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) merupakan inti ajaran Kristen. Ketiga Pribadi adalah sama, sama kuasanya, dan
    sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (Ing:attribute)
    yang sama. Ke-mahakuasa-an,ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an,
    ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.


    Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun ketiga Pribadi tidak
    identik ketika kita memanggilNya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan
    karyaNya bagi penciptaan dan pemeliharaan manusia dan alam semesta, maka Allah
    Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus
    bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak
    terpisahkan.


    Yohanes Calvin menjelaskan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak
    dapat dipisahkan menjadi tiga sosok yang terpisah.[12] Ketiga gelar tersebut digunakan untuk
    menunjukkan bahwa ada kekhasan dalam cara Allah turun ke dunia ini.[12] Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita
    bukanlah Allah Bapa, melainkan Allah Anak.[12]


     


    Allah Bapa


    Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang
    Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh
    ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa
    (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak
    dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa
    Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak atau para
    ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang
    Bapa Sorgawi yang murni.


    Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak
    ataupun juga dengan Roh Kudus.


     


    Allah Anak


    Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa
    manusia dan mengenakan nama Yesus yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan,
    mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang
    ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi
    orang yang hidup dan mati. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan
    bagi orang Kristen.
    Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati
    di kayu salib. Ini adalah berita Injil yang adalah kekuatan Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak merupakan yang Anak sulung
    Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan
    "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak
    menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima sebagai anak-anak
    Allah.


    Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.


     


    Allah Roh Kudus


    Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan
    Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalahTuhan dan hidup di dalam-Nya.


    Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran)
    tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh
    pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang
    mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan
    sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu
    Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan
    bagian yang tidak terpisahkan dari Allah. Kepribadian Roh Kudus tidak pernah
    lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.


     

    ReplyDelete
  2. 1+1+1=1 fahami sebelum membuat sebarang tafsiran. Sesungguhnya menyifatkan agama lain sebagai agama tidak masuk akal bermakna anda sendiri menunjukkan anda tidak menghormati agama sendiri. Berfikiran positif pada amama lain, bukannya melihat agama lain dari sudut negatif. Jangan memperdebatkan agama lain kerana perbuatan itu adalah sama taraf dengan berbuat DOSA. Usah pertikaikan agama lain sebaliknya selami agama anda sendiri.

    ReplyDelete
  3. Janganlah kiranya menguliti iman orang lain. lakukanlah apa yang menurut imanmu untuk dilakukan.

    sekiranya anak ayam didatangi oleh beruang maka anak ayam akan bersembunyi.
    sekiranya anak itik didekati manusia, anak itik itu akan menjauh..
    jadi lebih indah jika anak ayam didekati oleh induk ayam tersebut, dan akan itik didekati induk itik itu juga.

    Dalam bentuk dan rupa yang sama ada ketenteraman dan saling percaya.

    Jangan risau melihat yang lain salah menafsirkan kitab yang dipercayakannya, tapi percayalah bahwa Roh Kudus akan menyempurnakannya dalam rupa perilaku dan perbuatan mereka yang mempercayai nya.

    mimpi memiliki banyak arti dan makna ; tergantung mimpi yang bagaimana yang dimaksud.
     dan juga tergantung anda yang menafsirkan. jika ingin menafsirkan kitab orang lain, masuk lah dahulu dan menganut agama tersebut, maka penafsiran anda tidak akan pernah salah. imani yang anda pelajari, jika tidak hanya akan ada pikiran pikiran negatif terhadap kitab yang anda pelajari

    saya percaya Allah yang disembah adalah sama, hanya beda bahasa, beda pemikiran, beda budaya, beda tata cara, dan beda penafsiran.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post