Tanggapan Atas Tulisan Pernikahan Dini Situs IsaIslamdanKaumWanita.com
Pada artikel kali ini kami akan membahas soal tulisan Staff IDI yang menyerang konsep pernikahan dalam Islam, yakni Pernikahan DINI. Staff IDI dengan sikap yang memaksakan pendapat seolah-olah Nabi memang benar menikah di umur 9 tahun. Padahal pandangan tersebut belum tentu benar. dan kemudian menghakimi Nabi Muhammad dan Islam seolah-olah mengajarkan kekerasan terhadap wanita (KDRT) dan menghalalkan pedofilia.
berikut saya copas tulisan tersebut secara lengkap.
Pernikahan Dini
Saya menikah usia lebih dari dua puluh lima tahun. Untuk takaran orang kota, menikah di atas usia dua puluh lima tahun adalah wajar. Gelar dan karier biasanya menjadi alasan utama mengapa wanita-wanita di kota besar sering “terlambat” menikah.
Ketika kehamilan pertama saya mengalami keguguran dan harus dirawat di rumah sakit beberapa hari. Pada masa perawatan saya satu ruang dengan seorang ibu muda. Dia baru melahirkan anak pertamanya, beberapa hari sebelum saya dirawat di ruang tersebut.
Seorang anak remaja begitu setia menunggui ibu muda tersebut. Dan alangkah terkejutnya saya, ketika mengetahui anak remaja itu adalah suaminya. Akhirnya saya pun mengetahui bahwa ibu muda itu masih anak-anak. Baru berumur enam belas tahun, dan suaminya delapan belas tahun.
Dampak Buruk Pernikahan Dini
Menurut sebuah survey, sebanyak 44 % anak perempuan yang menikah dini mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan tingkat frekuensi tinggi. Sisanya, 56 % dalam frekuensi rendah. Dengan kata lain, pernikahan dini rentan terjadi KDRT.
Pernikahan dini juga berdampak pada kesehatan reproduksi anak perempuan. Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar selama kehamilan atau melahirkan, dibandingkan perempuan berusia 20-25 tahun. Sementara itu, anak yang menikah pada usia 15-19 tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih besar.
Akibat pernikahan dini, mengakibatkan si anak tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5.6 % anak menikah dini yang masih melanjutkan sekolah setelah menikah.
Pernikahan Dini Merusak Impian Anak
Bila dilihat dari sudut pandang ajaran agama Islam, menikahi anak dibawah umur tidak salah. Lihatlah bagaimana Muhammad menikahi Aisyah, isteri terakhirnya, ketika Aisyah baru berusia sembilan tahun. Dengan kata lain, nabi umat Muslim pun menikahi anak dibawah umur.
Sungguh sangat disayangkan, seorang anak kecil harus mengubur semua impian dan cita-citanya. Mereka juga harus kehilangan indahnya masa anak-anak dan bermain bersama teman-temannya. Mungkin bagi seorang anak yang akan menikah, mereka tidak akan merasa khawatir, sebab pengetahuan seorang anak yang baru berusia belasan tahun tentang pernikahan jelas tidak semapan orang dewasa. Sehingga pada saat akan dilamar, tidak ada ketakutan atau kekhawatir pada si anak.
Maka, dalam hal ini sudah seharusnya orang dewasa dapat lebih faham, bahwa menikahi anak dibawah umur sama halnya memperalat dan merusak hidup mereka.
Apakah ketika Muhammad menikahi Aisyah, dia tidak memikirkan hal ini?
Cara Isa Al-Masih Memperlakukan Anak Kecil
Berbeda dengan Muhammad yang mengambil beberapa orang isteri baginya, termasuk seorang anak dibawah umur, Isa Al-Masih selama Dia hidup di dunia tidak pernah menikah. Namun, walaupun Isa Al-Masih tidak pernah menikah, tetapi Dia memberikan satu pengajaran yang indah tentang sebuah pernikahan.
“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Injil, Rasul Besar Matius 19:5).
Isa Al-Masih memandang pernikahan adalah hal yang sakral. Pernikahan selayaknya dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai, dan telah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pernikahan. Dan dalam hal ini, jelas anak dibawah umur belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pernikahan. Sehingga Isa Al-Masih mengajarkan, anak kecil harus dididik sesuai dengan porsi mereka.
Suatu hari Isa Al-Masih berkata pada murid-murid-Nya tentang bagaimana memperlakukan anak kecil. “Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut” (Injil, Rasul Besar Matius 18:6)
Menikahkan anak dibawah umur termasuk sebuah penyesatan. Dan menurut Isa Al-Masih, orang yang menyesatkan anak kecil sebaiknya dihukum.
Akankah Anakmu Dinikahkan Usia Dini?
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa menikahi anak dibawah umur merupakan pelanggaran prikemanusian. Sebab, seseorang yang menikahi anak di bawah umur, sama saja dengan merampas masa depan si anak, merusak masa kanak-kanaknya, dan merampas kesempatan bagi anak untuk menemukan jati dirinya. Seorang anak seharusnya mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Baik secara fisik, mental maupun sosial dan mempunyai akhlak yang baik.
Dan sebagai orang tua, masihkah kita membiarkan anak-anak kita untuk menikah di usia dini?
[Bagi Pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak tentang pernikahan, silakan membaca artikel kami tentangpernikahan]
**************************************************
Demikianlah tulisan Staff IDI melalui situs barunya Isaislamdankaumwanita.com. memang Staff IDI sepertinya didanai dengan dana yang besar untuk menfitnah dan menyerang Islam serta menjalankan misi untuk memurtadkan umat Islam. apa lagi beberapa bulan yang lalu pernah menyebarkan brosur-brosur berbahasa Betawi di bekas yang isinya menyerang Islam dan memelintir ayat-ayat Al-Qur'an untuk membenarkan ajaran Sesat Kristen.
Dalam Islam (Al-Qur'an dan Hadist) Tidak Pernah Memerintahkan Menikahi Wanita yang Belia.
Perlu pembaca pahami bahwa dalam Islam sama sekali tidak pernah memerintahkan pemuda (pria) untuk menikahi wanita yang masih belia. tidak pernah ada perintah nikahilah wanita belia, atau nikahilah anak-anak kecil. tidak pernah ada. kalaupun ada pria muslim yang menikahi anak-anak yang belia seperti kasus Syeh Puji adalah kasuistik, hanya karena keinginan orang tersebut sendiri. bukan perintah dari Al-Qur'an dan Hadits.
Di atas dalam setiap penjelasannya Staff IDI menyatakan seolah-olah Islam memerintahkan atau mengajarkan untuk menikahi wanita yang masih belia, yang masih anak-anak dan mengajarkan pedhofilia dan KDRT. Ini jelas penciptaan Opini, menciptakan Persepsi salah tentang Islam.
Islam tidak pernah mengajarkan, memerintahkan atau menganjurkan untuk menikahi anak-anak. maka dari itu penjelasan Staff IDI yang mempersepsikan Islam mengajarkan pernikahan atau menikahi anak-anak adalah sebuah kebohongan dan merupakan Fitnah.
Islam tidak pernah menganjurkan dan tidak pula melarang pria menikahi wanita pada usia-usia yang dianggap masih belia. karena batasan pernikahan Islam bukanlah umur tapi sudah baligh[1]. karena wanita baligh itu usianya berbeda-beda, kadang umur 15 tahun baru baligh, kadang 17 tahun baru baligh, di Arab, wanita 10 tahun sudah besar dan dewasa dan kadang sudah baligh pula.
dan Baligh itu menandakan kedewasaan wanita atau kesiapan wanita untuk menikah. ditandai dengan datangnya Haid bagi wanita itu sendiri.
Maka adalah sangat tidak beralasan Islam disebut-sebut Staff IDI mengajarkan menikahi anak-anak. Apalagi secara membabi buta menggenaralisasi secara menyeluruh Islam.
Pernikahan Nabi dengan Aisyah Apakah Benar 9 Tahun dan Nabi Benar Menikahi Anak-Anak?
Satu hal lagi yang Staff IDI secara seenaknya menyimpulkan suatu pendapat tanpa melihat atau membuktikan terlebih dahulu kebenaran pendapat tersebut yakni Nabi menikahi Aisyah berumur 9 tahun. apakah benar atau perlu diuji lagi?
kami pernah mengkaji soal pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisyah apakah benar berumur 9 tahun atau ternyata lebih dari 9 tahun.
pembaca bisa membaca penjelasan panjang lebar di artikel sebelumnya. Penjelasan Tuntas seputar Usia Aisyah ketika Menikah dengan Nabi Muhammad Saw [2]
Memang benar terdapat sebuah hadits pengakuan Aisyah soal usia pernikahannya yang masih belia. dan kami tegaskan bahwa Hadits Shahih adalah benar, tidak salah. karena diuji dengan sangat ketat sekali. sehingga tidak mungkin salah. itu Hadits. tapi kami tegaskan pula parameter kebenaran atau benar salah dalam Islam bukan hanya dari Hadits. dari Al-Qur'an, sejarah yang shahih dapat menjadi parameter kebenaran akan suatu hal. apa lagi terkait sebuah peristiwa atau sejarah yang perlu diuji kebenarannya, dan mengenai hal ini Hadits itu sendiri belum cukup untuk menjelaskan kebenaran peristiwa tersebut.
pada tulisan di atas, kami menguji usia pernikahan Nabi dengna berbagai parameter, seperti dari sirah, perhitungan hijrah, riwayat kapan Aisyah lahir dan sebagainya. di sini mengindikasikan usia Aisyah lebih dari 9 tahun ketika Nabi menikahi beliau.
maka dari itu merupakan sikap yang ceroboh dan tidak mau tahu, menjust Nabi Muhammad menikahi Aisyah pada umur belia atau masih anak-anak. ini jelas Fitnah. apalagi kita tahu usia 10 tahun bagi wanita Arab sudah besar dan dewasa.
Penjelasan yang berulang-ulang tentang pernikahan Nabi Muhammad oleh Staff IDI yang menghakimi beliau merupakan sikap tidak bertanggung jawab dan menfitnah Nabi. dan melecehkan umat Islam.
Penjelasan yang berulang-ulang tentang pernikahan Nabi Muhammad oleh Staff IDI yang menghakimi beliau merupakan sikap tidak bertanggung jawab dan menfitnah Nabi. dan melecehkan umat Islam.
apakah Staff IDI berani bertanggung Jawab? sayagn sekali meski sudah ditanggapi berkali-kali, telah dikirmi email Staff IDI tidak pernah sama sekali bertanggung jawab atas semua tulisannya. dan cuek saja. walaupun sudah ditanggapi dan jelas-jelas keliru dan melakukan kebohongan publik.
Alkitab Mengajarkan Pernikahan DINI dan Pedofilia?
Seperti Pepatah yang disebutkan Alkitab, Balok di depan Mata tidak terlihat. kalau pepatah Indonesia menyatakan Gajah di pelupun Mata tidak terlihat, semut di seberang laut terlihat. begitulah yang dialami oleh Staff IDI, menyerang Al-Qur'an menfitnah Islam dan Nabi Muhammad, tapi mereka lupa Alkitabnya yang ternyata benar-benar mengajarkan demikian. sementara Islam yang disebutkan ternyata hanyalah Fitnah.
kita lihat bagaimana Kristen bicara soal Pernikahan dini.
Ensiklopedia Katholik
Online : http://www.newadvent.org/cathen/08504a.htm
Mary, then twelve to fourteen years of age. Joseph, who was at the time ninety years old, went up to Jerusalem among the candidates…that St. Joseph was an old man at the time of marriage with the Mother of God.
Terjemahan.
“Maria, kemudian berumur 12 hingga 14 tahun, Yusuf, yang pada waktu itu sedang berumur 90 tahun, pergi ke Yerusalem diantara kandidat-kandidat….. bahwa St. Yusuf adalah seorang lelaki tua pada waktu menikahi ibunya Tuhan.”
Dalam Injil Perjanjian Baru memang dikatakan bahwa Yusuf tidak berhubungan badan dengan Maria ketika ia mengandung Yesus dan Yesus bukan benih dari Yusuf. Tetapi mengenai masalah persetubuhan ini Injil Matius menyatakan :
Injil Matius 1:24-25 TB
“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus”.
Jadi menurut Injil Matius, Yusuf tidak bersetubuh dengan dia sampai Yesus lahir. Seandainya Injil Matius hendak menyatakan kepada kita mengenai persetubuhan Yusuf-Maria itu tidak pernah ada selama masa hidup mereka, maka Injil Matiua akan mengatakan :
“dan ia tidak pernah bersetubuh dengan dia” atau “dan ia sama sekali tidak pernah bersetubuh dengan dia”.
Bukan :
“tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan” (Matius 1:25).
Jadi menurut Injil Matius 1:25, Yusuf hanya tidak bersetubuh dengan Maria saat ia hamil. Atau dengan kata lain, Yusuf bersetubuh setelah Maria melahirkan Yesus, yang artinya Yusuf bersetubuh dengan seorang wanita berusia 13-15 tahun.
Jika Ekstrimis Kristen menyatakan kriteria pedofilia adalah berhubungan seks dengan pasangan dibawah usia 17 tahun artinya pasangan suci ini (sebagaimana kepercayaan kristen) telah menjalin dan melakukan hubungan pedofilia.
Selain itu, kita dapat pula menyimpulkan bahwa tidak ada batasan umur pernikahan dalam literatur kitab suci Kristen sekalipun, contohnya adalah Maria yang dinikahi Yusuf pada usia 12-14 tahun.
Sumber: History of Joseph the Carpenter 3. Now when righteous Joseph became a widower, my mother Mary, blessed,holy, and pure, was already twelve years old. For her parents offered her in the temple when she was three years of age, and she remained in the temple of the Lord nine years. Then when the priests saw that the virgin, holy and God-fearing, was growing up, they spoke to each other, saying: Let us search out a man, righteous and pious, to whom Mary may be entrusted until the time of her marriage; lest, if she remain in the temple, it happen to her as is wont to happen to women, and lest on that account we sin, and God be angry with us. 4. Therefore they immediately sent out, and assembled twelve old men of the tribe of Judah. And they wrote down the names of the twelve tribes of Israel. And the lot fell upon the pious old man, righteous Joseph. Then the priests answered, and said to my blessed mother: Go with Joseph, and be with him till the time of your marriage. Righteous Joseph therefore received my mother, and led her away to his own house. And Mary found James the Less in his father’s house, broken-hearted and sad on account of the loss of his mother, and she brought him up. Hence Mary was called the mother of James.[1] Thereafter Joseph left her at home, and went away to the shop where he wrought at his trade of a carpenter. And after the holy virgin had spent two years in his house her age was exactly fourteen years, including the time at which he received her. |
Sumber: THE GOSPEL OF THE NATIVITY OF MARY CHAP. 8.–Now there was among the rest Joseph, of the house and family of David, a man of great age: and when all brought there rods, according to the order, he alone withheld his. Wherefore, when nothing in conformity with the divine voice appeared, the high priest thought it necessary to consult God a second time; and He answered, that of those who had been designated, he alone to whom the virgin ought to be espoused had not brought his rod. Joseph, therefore, was found out. For when he had brought his rod, and the dove came from heaven; and settled upon the top of it, it clearly appeared to all that he was the man to whom the virgin should be espoused. Therefore, the usual ceremonies of betrothal having been gone through, he went back to the city of Bethlehem to put his house in order, and to procure things necessary for the marriage. But Mary, the virgin of the Lord, with seven other virgins of her own age, and who had been weaned at the same time, whom she had received from the priest, returned to the house of her parents in Galilee. |
Sumber: Injil James VIII. 1 And her parents gat them down marveling, and praising the Lord God because tile child was not turned away backward. And Mary was in the temple of the Lord as a dove that is nurtured: and she received food from the hand of an angel. 2 And when she was twelve years old, there was a council of the priests, saying: Behold Mary is become twelve years old in the temple of the Lord. What then shall we do with her ? lest she pollute the sanctuary of the Lord. And they said unto the high priest: Thou standest over the altar of the Lord. Enter in and pray concerning her: And whatsoever the Lord shall reveal to thee, that let us do. 3 And the high priest took the vestment with the twelve bells and went in unto the Holy of Holies and prayed concerning her. And lo, an angel of tile Lord appeared saying unto him: Zacharias, Zacharias~ go forth and assemble them that are widowers of the people, and let them bring every man a rod, and to whomsoever the Lord shall show a sign, his wife shall she be. And the heralds went forth over all the country round about Judaea, and the trumpet of the Lord sounded, and all men ran thereto. IX. 1 And Joseph cast down his adze and ran to meet them, and when they were gathered together they went to the high priest and took their rods with them. And he took the rods of them all and went into the temple and prayed. And when he had finished the prayer he took the rods and went forth and gave them back to them: and there was no sign upon them. But Joseph received the last rod: and 1o, a dove came forth of the rod and flew upon the bead of Joseph. And the priest said unto Joseph: Unto thee hath it fallen to take the virgin of the Lord and keep her for thyself. 2 And Joseph refused, saying: I have sons, and I am an old man, but she is a girl: lest I became a laughing-stock to the children of Israel. And the priest said unto Joseph: Year the Lord thy God, and remember what things God did unto Dathan and Abiram and Korah, how the earth clave and they were swallowed up because of their gainsaying. And now fear thou, Joseph, lest it be so in thine house. And Joseph was afraid, and took her to keep her for himself. And Joseph said unto Mary: Lo, I have received thee out of the temple of the Lord: and now do I leave thee in my house, and I go away to build my buildings and I will come again unto thee. The Lord shall watch over thee. |
Daftar Pustaka :
- Ensiklopedia Katholik newadvent.org
Catatan:
Saya membaca artikel Age of Mary when she had Jesus, dimana artikel tsb merujuk Enskiklopedia Katholik dengan alamat http://www.newadvent.org/cathen/15464b.htm. Tetapi setelah saya cek, tampaknya Kristen ‘gerah’ sehingga mereka merubahnya. Dan kini saya masih menemukan pernyataan tsb di http://www.newadvent.org/cathen/08504a.htm . Saya harap Kristen tidak merevisi kalimat tsb.
Apa kata Alkitab Soal Menikahi anak-anak?
Baca Kidung Agung berikut:
8:8 --Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang? 8:9 Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu 1 , akan kami palangi dia dengan palang kayu aras. 8:10 --Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.
Pembaca yang berakal sehat bisa berpikir kira-kira pada usia berapakah wanita yang belum memiliki buah dada?
Dipastikan Masih sangat belia dan anak-anak yang masih sangat belia.
Sekarang siapakah yang mengajarkan ajaran yang tidak berperikemanusiaan? Islam atau Kristen?
menikahi anak-anak jelas merupakan pelanggaran, persoalannya adalah Staff IDI menuduh Islam mengajarkan hal tersebut padahal Islam tidak mengajarkan hal tersebut. bahkan Islam sudah memberikan aturan usia pernikahan bagi wanita adalah setelah Baligh, dan itu Balig merupakan tanda kedewasaan wanita. Kristen apakah ada aturannya? tidak ada. bahkan Alkitab sendiri menceritakan bagaimana Ibunya Yesus yang masih sangat belia 12-14 tahun dinikahi pria umur 90 tahun. di Alkitab sendiri terdapat nyanyian wanita yang masih anak-anak dinikahkan. Manakah yang mengajarkan ajaran yang tidak berprikemanusiaan?
menikahi anak-anak jelas merupakan pelanggaran, persoalannya adalah Staff IDI menuduh Islam mengajarkan hal tersebut padahal Islam tidak mengajarkan hal tersebut. bahkan Islam sudah memberikan aturan usia pernikahan bagi wanita adalah setelah Baligh, dan itu Balig merupakan tanda kedewasaan wanita. Kristen apakah ada aturannya? tidak ada. bahkan Alkitab sendiri menceritakan bagaimana Ibunya Yesus yang masih sangat belia 12-14 tahun dinikahi pria umur 90 tahun. di Alkitab sendiri terdapat nyanyian wanita yang masih anak-anak dinikahkan. Manakah yang mengajarkan ajaran yang tidak berprikemanusiaan?
Wallahu A'lam Bis Showab
__________________________________________
Footnote
Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya.
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb.
peraturan komentar:
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa.
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit.
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan
Post a Comment