Asbâbun Nuzûl Surat al-Baqarah(2), ayat: 256
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
256.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka Sesungguhnya
ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ibnu Hibbân meriwayatkan dalam Mawârid Zam’an(halaman: 427):
“Dari
Ibnu Abbâs. Ibnu Abbâs berkata: “dahulu sebelum Islam datang ada
seorang wanita yang anaknya selalu mati. Ia berjanji kepada dirinya
sendiri, jika punya anak dan hidup akan dijadikan Yahudi. Maka ketika
Bani Nadhir(salah satu kelompok Yahudi) diusir dari Madinah, anaknya
berada di antara anak-anak orang Anshar, lalu berkatalah mereka: “jangan
kita biarkan anak-anak kita bersama dia !”. Maka Allah menurunkan ayat
ini:
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
256.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka Sesungguhnya
ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
KETERANGAN:
Kata Ibnu Hibbân: “Hadis di atas berkualitas hasan shahih”. Abû Dâwud juga meriwayatkan dalam Sunan Abî Dâwudnya(3/11) sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibbân. At-Tirmidzî juga meriwayatkan dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh Sunan at-Tirmidzînya. dan Imâm Jalâludin ash-Suyûthî juga menisbahkan kepada at-Tirmidzî dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya(Bab I, Surat ke-2: al-Baqarah) sebagaimana Hadis di atas yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibbân.
Ibnu Jarîr juga meriwayatkan dalam Jâmi’ul Bayâni Fit Ta’wîlil Qur’âninya (3/24):
“Telah
bercerita kepada kami(Ibnu Jarîr) Muhammad bin Basysyar,
katanya(Muhammad bin Basysyar): “Ibnu Abi ‘Adi telah bercerita kepada
kami(Muhammad bin Basysyar) dari Syu’bah dari Abi Bisyr dari Sa’id bin
Jubair dari Ibnu ‘Abbâs, katanya(Ibnu ‘Abbâs): “dahulu ada seorang
wanita yang anaknya tidak pernah hidup lama. Lalu
mulailah ia bernazar atas dirinya, apabila anaknya hidup akan
dijadikannya Yahudi. Ketika Bani Nadhir diusir, di antara mereka
terdapat anak-anak orang Anshar, merekapun berkata: “kita tidak akan
membiarkan anak-anak kita”, maka Allah menurunkan firmannya:
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
256.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka Sesungguhnya
ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
KETERANGAN:
Kata Ibnu Jarîr: Hadis di atas berkualitas shahih.
BIBLIOGRAFI
Al-Jâmi’ ash-Shahîh Sunan at-Tirmidzî(at-Tirmidzî/al-Imâm al-Hâfidz Abî ‘Îsâ Muhammad bin ‘Îsâ bin
Saurah at-Tirmidzî).
Jâmi’ul Bayâni Fit Ta’wîlil Qur’âni(Ibnu Jarîr/Abu Ja’far ath-Thabarî Muhammad bin Jarîr bin Yazîd bin
Katsîr bin Ghâlib al-Âmalî).
Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli(as-Suyûthî/Imâm Jalâludin ash-Suyûthî).
Shahîh Ibnu Hibbân(Ibnu Hibbân).
Sunan Abî Dâwud(Abû Dâwud/al-Imâm al-Hâfidz al-Mushannif al-Mutqan Abî Dâwud Sulaimân Ibnu
al-‘Asy’ats as-Sijistânî al-Azadî).
Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya.
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb.
peraturan komentar:
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa.
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit.
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan
Post a Comment