6 alasan Anak Muda Ogah ke Gereja


 

Jum'at, 20 Januari 2012

Hidayatullah.com—Penelitian lima tahunan tentang peluang dan tantangan pembangunan keimanan di kalangan pemuda Kristen yang dilakukan oleh The Barna Group menyebutkan, ada 6 faktor yang menyebabkan anak-anak muda malas pergi ke gereja.
Menurut anak-anak muda di Amerika Serikat, sebagaimana dilansir dalam laman situs Barna, gereja kelihatan overprotective. Seperempat dari anak muda berusia 18-29 tahun mengatakan, “Ajaran Kristen menganggap buruk semua yang di luar gereja.” Sekitar 22% menilai, “gereja mengabaikan masalah yang ada di kehidupan nyata.” Sedangkan 18% anak muda bilang bahwa gereja terlalu khawatir akan bahaya film, musik dan video games.
Alasan kedua para pemuda meningalkan gereja adalah karena pengalaman mereka selama berada di gereja kurang berkesan. “Gereja membosankan,” kata 31% pemuda. “Iman Kristen tidak sesuai dengan kebutuhan dan karir saya,” kata 24% anak-anak muda usia itu. “Cara pengajaran Bibel tidak jelas,” kata 23% pemuda. Dan yang lebih parah, 20% pemuda mengaku tidak merasakan kehadiran Tuhan di gereja.
Faktor ketiga yang membuat pemuda enggan pergi ke gereja adalah karena ajaran kristen anti ilmu pengetahuan. “Umat Kristen terlalu merasa percaya diri bahwa mereka serba tahu,” kata 35% pemuda. Menurut tiga dari sepuluh pemuda, gereja melepaskan diri dari dunia ilmiah di mana mereka hidup. Sementara ¼ pemuda lainnya merasa gereja anti ilmu pengetahuan. Sedangkan 23% dari mereka merasa “telah dimatikan dengan adanya perdebatan paham penciptaan versus evolusi.” Tidak sedikit anak-anak muda yang harus berjuang keras mempertahankan keyakinan terhadap ajaran Kristen sekaligus menjalani kehidupan profesional mereka di industri yang berhubungan dengan sains.
Faktor keempat, gereja memandang masalah seksual secara simplistik dan menghakimi. Di satu sisi para pemuda ingin menikamti kehidupan seks, mengakses materi-materi pornografi, tetapi di sisi lain gereja menyuruh mereka untuk menjaga kesuciannya. Jika melakukan kesalahan, para pemuda merasa gereja menghakimi mereka. Sementara bagi 40% pemuda, pengajaran gereja soal masalah seks dan pengendalian kelahiran dinilai ketinggalan zaman.
Faktor kelima, gereja dinilai eksklusif. Pemuda Amerika yang dibesarkan dalam budaya mengagungkan pemikiran terbuka, toleransi dan penerimaan, harus berhadapan dengan gereja yang eksklusif. Seperlima pemuda mengatakan, “Gereja seperti country club, yang hanya diperuntukkan bagi orang dalam.” Sebanyak 29% pemuda mengatakan bahwa gereja takut dengan agama lain. Banyak pemuda merasa dipaksa untuk memilih antara teman atau agamanya.
Faktor terakhir yang membuat pemuda tidak mau pergi ke gereja adalah karena gereja tidak ramah terhadap orang-orang yang meragukanya. Para pemuda merasa tidak aman untuk mengakui bahwa kadang-kadang ajaran Kristen tidak masuk akal. Mereka tidak bisa mengungkapkan berbagai pertanyaan yang terpendam tentang gereja dan ajarannya. Para pemuda (23%) tidak bisa mengungkapkan keraguan ilmiah atas agamanya itu. Ada juga yang merasa bahwa keimanannya pada ajaran Kristen tidak bisa membantu mengatasi depresi atau masalah mental yang dihadapinya.*
 sumber: voa-islam.com


*****
Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya. 
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb. 
 peraturan komentar: 
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa. 
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit. 
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post