Menjawab Fitnah Kristen 10 Kesalahan Logika Yang sering Dibuat Oleh MUSLIMERS (Bagian 2)

Setelah membahas logika bagian pertama dan kedua. Pada artikel ini saya akan melanjutkan pada logika bagian tiga dan empat yang Kristen klaim Logika Muslim keliru.


Untuk Logika bagian pertama dan Kedua bisa pembaca baca di artikel sebelumnya : Logika Muslim Keliru? Menjawab Fitnah Kristen 10 Kesalahan Logika Yang sering Dibuat Oleh MUSLIMERS (Bagian 1)


Logika 3 

Kristen Menulis: 

3. Analogi Palsu (False Analogy Fallacy)
Membandingkan dua hal seolah-olah mereka adalah paralel ketika mereka tidak benar-benar sama dalam segala hal.
Contoh:

(1) Banyak Muslim keliru menganggap bahwa umat Islam dan Kristen berbagi konsep yang sama akan Allah, wahyu, inspirasi, pelestarian tekstual, Alkitab, kenabian, sejarah Alkitab, konversi, dll .

(2) Karena analogi keliru tentang Islam dan Kristen, beberapa Muslim berpikir bahwa setiap argumen yang membantah Al-Qur'an juga akan menolak Alkitab, setiap argumen yang membantah Muhammad juga akan menolak Yesus Kristus, dll.

(3) Banyak Muslim mengklaim bahwa Muhammad dan semua nabi itu tidak berdosa. Mereka bahkan menyangkal bahwa Abraham adalah seorang penyembah berhala.  Jadi ketika poin Kristen bahwa semua hal-hal yang jahat pernah dilakukan Muhammad (pembunuhan massal, penganiayaan anak, berbohong, dll), Muslim akan berkata, "Jika Anda benar, maka Anda juga harus menolak para nabi alkitabiah Anda karena mereka juga melakukan hal-hal jahat."

Pernyataan yang benar seharusnya adalah, "Jika Anda menolak nabi saya, maka Anda harus menolak para nabi Anda juga.  Jika Muhammad adalah nabi palsu, maka nabi-nabi anda juga palsu."

Akar masalah adalah bahwa konsep kenabian Islam tidak sama dengan konsep Kristen tentang kenabian. Kristen mengajarkan bahwa nabi juga berdosa, sama seperti orang lain. Sementara Islam tertolak oleh dosa-dosa Muhammad, kekristenan tidak terancam sama sekali. Muslim bersalah mendirikan "analogi palsu."

Setiap kali seorang Muslim menanggapi serangan Kristen terhadap Al-Qur'an, Muhammad, atau Allah dengan membalik argumen sekitar itu dan menerapkannya pada Alkitab, Yesus atau Trinitas seolah-olah Islam dan Kristen adalah dua hal yang identik, ia keliru karena membuat analogi palsu. Padahal yang sebanarnya, pada saat yang sama Islam dapat saja terbukti palsu sementara kekristenan tetap benar.

Tanggapan :
Berbicara Teori mungkin benar. tapi dalam hal aplikasi dari teori, terumtama menunjukan contoh dari tuduhan kekeliruan logika di atas jelas keliru. karena Contoh yang dijadikan alasan atau dasar untuk menyatakan muslim keliru tidak memiliki dasar atau murni asumsi penulis.

saya akan tanggapi contoh-contoh yang disebutkan :
(1) Banyak Muslim keliru menganggap bahwa umat Islam dan Kristen berbagi konsep yang sama akan Allah, wahyu, inspirasi, pelestarian tekstual, Alkitab, kenabian, sejarah Alkitab, konversi, dll .

Ungkapan Muslim menganggap Umat Islam dan Kristen berbagi konsep yang sama akan Allah? ini adalah suatu klaim atau justifikasi terhadap muslim murni tanpa bukti alias fitnah.
apa pernah muslim mengakui Kristen sebagai agama yang sama atau berbagi konsep yang sama akan Allah, wahyu, Inspirasi dan lain sebagainya?

Bisa di tunjukan datanya. sehingga dikatakan banyak muslim?
Jika disebutkan Alkitab dan Al-Qur'an so itu wajar, karena Injil dan Al-Qur'an disebutkan dan diklaim oleh umat Islam sendiri bersumber dari satu yaitu Allah. tapi Kristen (agama / Konsep)  dikatakan berbagi Konsep dengan Islam (agama). ini jelas Fitnah. saya ingin lihat mana datanya banyak Umat Islam menyatakan Islam dan Kristen berbagi konsep tentang Allah.


contoh kedua tidak jauh berbeda. murni asumsi menuduh umat Islam.

(2) Karena analogi keliru tentang Islam dan Kristen, beberapa Muslim berpikir bahwa setiap argumen yang membantah Al-Qur'an juga akan menolak Alkitab, setiap argumen yang membantah Muhammad juga akan menolak Yesus Kristus, dll.

Perhatikan ungkapan di atas, sudah sangat jelas, kapan Umat Islam berpikir argumen membantah al-Qur'an juga akan menolak Alkitab? argumen membantah Nabi Muhammad juga akan menolak Yesus Kristus??
ini jelas asumsi. apakah penulis yang mengkritik logika Muslim di sini sadar akan kekeliruan yang sangat fatalnya ini? menggunakan asumsi untuk menjustifikasi?

(3) Banyak Muslim mengklaim bahwa Muhammad dan semua nabi itu tidak berdosa. Mereka bahkan menyangkal bahwa Abraham adalah seorang penyembah berhala.  Jadi ketika poin Kristen bahwa semua hal-hal yang jahat pernah dilakukan Muhammad (pembunuhan massal, penganiayaan anak, berbohong, dll), Muslim akan berkata, "Jika Anda benar, maka Anda juga harus menolak para nabi alkitabiah Anda karena mereka juga melakukan hal-hal jahat."

Nah lagi kekonyolan kapan Umat Islam berpikir seperti itu? Mengklaim Semua Nabi Tidak berdosa.??
satu hal yang perlu digaris bawahi, banyak muslim. apakah ini memiliki bukti dan data? atau sekedar asumsi?

jika benar mana datanya banyak umat Islam / banyak muslim berfikir seluruh nabi tidak berdosa?
karena dasar di sebelumnya di Poin satu berdasarkan asumsi kemudian menyerang muslim. maka wajar kemudian hasilnya juga akan berbentuk asumsi.
bisa kah penulis menunjukan muslim yang berfikir. jika nabi Muhammad ditolak karena perbuatan dosanya yagn disebutkan dalam kurung di atas, maka anda harus menolak para nabi Alkitabiah karena melakukan perbuatan jahat pula..

Adakah muslim yang berfikir seperti ini? apalagi disebut Banyak Muslim berpikir. ini jelas Fitnah dan Asumsi belaka.

Logika 4:

Kristen Menulis:
4. Kekeliruan Tidak Relevan (the Fallacy og Irrelevant)
Ketika anda memperkenalkan isu-isu yang tidak memiliki alasan logis pada topik diskusi, Anda menggunakan argumen yang tidak relevan.
Contoh:

(1) Beberapa Muslim berpendapat, "Alquran adalah Firman Allah karena teks Qur'an terjaga keasliannya." Argumen ini keliru karena dua alasan:

(2) Faktualnya, teks Alquran tidak terjaga keasliannya.  Teks Alquran, apalagi tafsirnya, mengandung penambahan, penghapusan, adanya manuskrip yang bertentangan, dan varian bacaan sebagaimana  tulisan-tulisan kuno lainnya.

Logikanya, penyalinan suatu teks tidak ada relevansinya dengan keaslian Alquran sebagai inspirasi ilahi. Sebuah buku bisa dicopy secara sempurna meski itu bukan hasil inspirasi ilahi.

(3) Ketika Muslim menyerang karakter dan motif siapa saja yang mengkritik Islam, mereka menggunakan argumen tidak relevan.  Karakter seseorang tidak menjadi indikasi indikasi apakah ia PASTI selalu mengatakan yang sebenarnya.  Orang baik bisa berdusta dan orang jahat bisa mengatakan hal yang sebenarnya.  Jadi setiap kali muslimers menggunakan cercaan seperti "jahat," "jujur," "rasis", "pembohong", "menipu," dll, ia tidak hanya melakukan sebuah kekeliruan logis tetapi juga mengungkapkan bahwa ia tidak dapat membela keyakinannya secara intelektual.

(4) Ketika dihadapkan dengan asal-usul pagan dari Al Qur'an, beberapa orang Islam membela Al Qur'an dengan menjawab, "Jadi apa! Apa kau Kristen tidak mengadopsi Natal dari kekafiran?"  Argumen ini keliru karena beberapa alasan:

(a) Ini adalah analogi palsu untuk paralelisasi asal-usul pagan ritual diperintahkan dalam Al-Qur'an dengan liburan Natal yang katanya diperintahkan dalam Alkitab.  Apa yang oleh orang Kristen modern lakukan pada 25 Desember tidak bisa menjadi landasan logis bagi Quran untuk memerintahkan umat Islam untuk melakukan (misalnya ibadah haji, puasa, dll).

(b) Hal ini tidak relevan dengan keputusan orang Kristen memilih untuk merayakan kelahiran Kristus.  Karena Alkitab tidak memerintahkan, dan itu masalah kebebasan untuk memilih mau merayakan ato tidak. Tapi Muslim diperintahkan dalam Al-Qur'an untuk percaya dan mempraktekkan banyak hal yang berasal dari paganisme.   Muslim dengan menggunakan argumen ini sebenarnya mengakui bahwa Al Qur'an itu tidak "diturunkan", tetapi dibuat dari sumber penyembahan berhala.  Ini berarti ia telah menjadi seorang kafir (Surah 25:4-6).

(5) Beberapa Muslim berpendapat bahwa Al Qur'an adalah Firman Allah karena mengandung beberapa pernyataan yang akurat secara historis atau ilmiah. Argumen ini tidak relevan.  Karena sebuah buku yang benar pada beberapa simpul sejarah atau ilmiah, tidak otomatis berarti itu adalah inspirasi (firman) Allah.  Anda tidak dapat mengambil atribut dari satu bagian dan menerapkannya pada keseluruhan.  Sebuah buku bisa campuran pernyataan benar dan salah. Jadi itu adalah kekeliruan logis untuk berpendapat bahwa seluruh Qur'an adalah benar jika di dalamnya terdapat satu atau beberapa pernyataan yang benar.  (Padahal dalam hal-hal yang fundamental justru tidak benar, penerj.).

(6) Ketika seorang Muslim berpendapat bahwa sejarah atau ilmu pengetahuan "membuktikan" kebenaran Qur'an, ini sebenarnya berarti bahwa ia mengakui bahwa sejarah dan ilmu pengetahuan juga dapat membantah Alquran.  Jika Qur'an ternyata berisi satu kesalahan sejarah atau satu kesalahan ilmiah, maka Al Qur'an bukan Firman Allah.  Verifikasi dan falsifikasi berjalan beriringan.

(7) Pengertian suatu kata saat ini adalah tidak relevan dengan apa makna kata yang sama pada  zaman kuno.  Kata "Allah" adalah contoh yang baik. Ketika dihadapkan oleh bukti sejarah bahwa kata itu digunakan oleh orang Arab pagan di masa pra-Islam untuk merujuk kepada seorang dewa tinggi yang menikah dengan dewi matahari dan memiliki tiga anak perempuan, beberapa Muslim akan mengutip kamus, ensiklopedi, dll untuk membuktikan (sic) bahwa "Allah berarti Tuhan." Mereka dengan demikian menggunakan definisi modern untuk mendefinisikan apa arti kata itu lebih dari seribu tahun yang lalu!  Apa pengertian kata"Allah" sekarang ini, tidak memiliki landasan pada apa artinya kata ini sebelum Muhammad menggunakannya dalam Alquran.

Tanggapan :
Berbicara Teori ya jelas mungkin Saja Benar, tapi lihat apa yang mereka tuduhkan terhadap Umat Islam dengan contoh-contoh kekeliruan yang mereka tuduhkan apakah tepat?

pertama:


[[(1) Beberapa Muslim berpendapat, "Alquran adalah Firman Allah karena teks Qur'an terjaga keasliannya." Argumen ini keliru karena dua alasan:

(2) Faktualnya, teks Alquran tidak terjaga keasliannya.  Teks Alquran, apalagi tafsirnya, mengandung penambahan, penghapusan, adanya manuskrip yang bertentangan, dan varian bacaan sebagaimana  tulisan-tulisan kuno lainnya.

Logikanya, penyalinan suatu teks tidak ada relevansinya dengan keaslian Alquran sebagai inspirasi ilahi. Sebuah buku bisa dicopy secara sempurna meski itu bukan hasil inspirasi ilahi.]]]


seperti pada pembahasan pada logika 1 dan 2. logika di atas juga sama. kekeliruan Kristen mempersempit hal atau menyembunyikan atau menyempitkan opsi-opsi yang seharusnya terbuka lebar.
memang benar muslim berargumen Al-Qur'an Firman Allah karena Al-Qur'an terjaga keasliannya. tapi apakah pembuktikan al-Qur'an sebagai Firman Allah argumennya hanya ini saja?
jelas tidak. masih banyak argumen lain. ini yang jelas mempersempit opsi.

Kedua: menggeneralisasi masalah. Umat Islam menyebut Al-Qur'an terjaga keasliannya bukan Teks Al-Qur'an terjaga keasliannya. ini jelas menjustis umat Islam. padahal umat Islam tidak berfikir demikian.
berbicara teks, Teks Al-Qur'an semakin modern semakin mengalami penambahan, itu jelas teks. Al-Qur'an adalah kalam, diucapkan. bukan yang ditulis, yang dimanuskrip. perbedaan manuskrip dan lain sebagianya yang disebutkan di atas jelas sekedar tuduhan tanpa dasar menyatakan Al-Qur'an tidak asli.

lalu siapakah yang logikanya salah di sini? Islam atau Kristen?

(3) Ketika Muslim menyerang karakter dan motif siapa saja yang mengkritik Islam, mereka menggunakan argumen tidak relevan.  Karakter seseorang tidak menjadi indikasi indikasi apakah ia PASTI selalu mengatakan yang sebenarnya.  Orang baik bisa berdusta dan orang jahat bisa mengatakan hal yang sebenarnya.  Jadi setiap kali muslimers menggunakan cercaan seperti "jahat," "jujur," "rasis", "pembohong", "menipu," dll, ia tidak hanya melakukan sebuah kekeliruan logis tetapi juga mengungkapkan bahwa ia tidak dapat membela keyakinannya secara intelektual.

Lagi ini murni pandangan yang sama sekali tidak memiliki bukti atau asumsi. Islam memang ketika di kritik terkadang menjawab dengan menyerang pribadi kritikus, seperti yang disebutkan  tapi apakah sekedar itu saja?
bisa anda lihat tokoh manakah yang mengkritik yang kemudian dijawab sekedar itu saja? tanpa menjawab dengan jawaban atas kritik tersebut dengan argumen atau bantahan?
Justru ungkapan seperti di atas, jelas-jelas murni Fitnah tanpa dasar dan asumsi penulis. membantah demikian memang benar ada, tapi ungkapan hanya itu saja, dengan menyerang pribadi saja, jelas kebohongan.


(4) Ketika dihadapkan dengan asal-usul pagan dari Al Qur'an, beberapa orang Islam membela Al Qur'an dengan menjawab, "Jadi apa! Apa kau Kristen tidak mengadopsi Natal dari kekafiran?"  Argumen ini keliru karena beberapa alasan:

(a) Ini adalah analogi palsu untuk paralelisasi asal-usul pagan ritual diperintahkan dalam Al-Qur'an dengan liburan Natal yang katanya diperintahkan dalam Alkitab.  Apa yang oleh orang Kristen modern lakukan pada 25 Desember tidak bisa menjadi landasan logis bagi Quran untuk memerintahkan umat Islam untuk melakukan (misalnya ibadah haji, puasa, dll).

(b) Hal ini tidak relevan dengan keputusan orang Kristen memilih untuk merayakan kelahiran Kristus.  Karena Alkitab tidak memerintahkan, dan itu masalah kebebasan untuk memilih mau merayakan ato tidak. Tapi Muslim diperintahkan dalam Al-Qur'an untuk percaya dan mempraktekkan banyak hal yang berasal dari paganisme.   Muslim dengan menggunakan argumen ini sebenarnya mengakui bahwa Al Qur'an itu tidak "diturunkan", tetapi dibuat dari sumber penyembahan berhala.  Ini berarti ia telah menjadi seorang kafir (Surah 25:4-6).


lagi sebuah Fitnah terhadap Islam. bukankah ungkapan di atas jelas fitnah. bisakah ditunjukan buktinya, ketika Islam dituduh agama pagan malah balik menuduh?

Justru yang ada umat Islam membantah dengan argumen-argumen jelas, penjelasan soal Kristen agama pagan adalah serangan balik atas fitmah tersebut. dan memang fakta Kristen agama pagan. tidak hanya sekedar Natal 25 desember yang merupakan hari perayaan kelahiran dewa matahari. tapi hari kebaktian Kristen (Sun Day= minggu = hari dewa matahari) berikut hal lainya semisal Trinitas, juga ikut dalam ajaran Kristen. (jika ada Kristen yang tidak terima, kita bisa diskusikan soal ini).

lalu siapakah logikanya yang keliru? Islam atau Kristen?

(5) Beberapa Muslim berpendapat bahwa Al Qur'an adalah Firman Allah karena mengandung beberapa pernyataan yang akurat secara historis atau ilmiah. Argumen ini tidak relevan.  Karena sebuah buku yang benar pada beberapa simpul sejarah atau ilmiah, tidak otomatis berarti itu adalah inspirasi (firman) Allah.  Anda tidak dapat mengambil atribut dari satu bagian dan menerapkannya pada keseluruhan.  Sebuah buku bisa campuran pernyataan benar dan salah. Jadi itu adalah kekeliruan logis untuk berpendapat bahwa seluruh Qur'an adalah benar jika di dalamnya terdapat satu atau beberapa pernyataan yang benar.  (Padahal dalam hal-hal yang fundamental justru tidak benar, penerj.).

Lagi, Tuduhan Kristen menyatakan logika muslim keliru dengan dasar asusmi, dan fitnah pula.
seharusnya anda berfikir dan menyimpulkan atau berpegang pada dasar yang final dan sudah dibuktikan bukan asumsi.
lihat, asumsi meyatakan Hal-hal fundamental justru tidak benar. nah ini apa? bisakah dibuktikan? pernyataan yang mengiring pembaca kepada Al-Qur'an yang terdapat salah dan beanr didalamnya. ini jelas fitnah. 
jika keliru bisakah dipaparkan kesalahannya dimana? kita bahas satu persatu secara detail. sangat disayangkan. tulisan Kristen yang menuduh Muslim keliru dalam logika malah ternyata merupakan kumpulan fitnah terhadap umat Islam.

(6) Ketika seorang Muslim berpendapat bahwa sejarah atau ilmu pengetahuan "membuktikan" kebenaran Qur'an, ini sebenarnya berarti bahwa ia mengakui bahwa sejarah dan ilmu pengetahuan juga dapat membantah Alquran.  Jika Qur'an ternyata berisi satu kesalahan sejarah atau satu kesalahan ilmiah, maka Al Qur'an bukan Firman Allah.  Verifikasi dan falsifikasi berjalan beriringan.

Seharusnya anda yang memiliki logika yang pintar berfikir, suatu Firman tentu adalah Sebuah Kebenaran. ketika Kebenaran tersebut berbicara tentang misal Ilmu Pengetahuan atau Sejarah maka hal yang dibicarakan haruslah benar, dapat dibuktikan. Bagi kami Jelas Segala hal tentu dapat menjadi alat untuk membuktikan al-Qur'an atau membantah Al-Qur'an. karena kebenaran tentu akan teruji.
persoalannya adalah parameter sejarah atau Ilmu Pengetahuan tersebut apakah sudah pasti benar tidaknya. kemudian mengkritik atau membenarkan?
fakta di masa sekarang, justru sains yang modern dan yang disimpulkan probabilitasnya hampir pasti benar. kecil kemungkinan keliru malah mendukung Al-Qur'an. demikian pula sejarah. bandingkan dengan hal-hal yang mengkritik Al-Qur'an apakah kebenarannya sudah hampir pasti?
lalu di manakah letak kelirunya? Islam atau Kristen?

(7) Pengertian suatu kata saat ini adalah tidak relevan dengan apa makna kata yang sama pada  zaman kuno.  Kata "Allah" adalah contoh yang baik. Ketika dihadapkan oleh bukti sejarah bahwa kata itu digunakan oleh orang Arab pagan di masa pra-Islam untuk merujuk kepada seorang dewa tinggi yang menikah dengan dewi matahari dan memiliki tiga anak perempuan, beberapa Muslim akan mengutip kamus, ensiklopedi, dll untuk membuktikan (sic) bahwa "Allah berarti Tuhan." Mereka dengan demikian menggunakan definisi modern untuk mendefinisikan apa arti kata itu lebih dari seribu tahun yang lalu!  Apa pengertian kata"Allah" sekarang ini, tidak memiliki landasan pada apa artinya kata ini sebelum Muhammad menggunakannya dalam Alquran.

Lagi menyimpulkan suatu hal dengan dasar asumsi tanpa memberkan bukti yang dapat dibuktikan secara kongkrit. apakah setiap kata di Masa Modern tidak relevan dengan makna atau kata di masa Kuno?
Pembaca bisa membaca bagaimana penulis dengan mudah menyimpulkan suatu hal terlalu mudah. apalagi dengan asumsi belaka. dari pengamatan saya, hampir semua contoh yang mereka sebutkan untuk umat Islam yang keliru dalam logika penulis selalu mempersempit opsi atau menyembunyikan bagian-bagian lain. seperti di atas, misal kata Allah di atas. mereka dengan mudah menjustifikasi, kata Allah adalah bersumber dari pagan, dengan dasar kata tersebut digunakan pada masa kuno oleh penyembah berhala.  mereka sama sekali melupakan banyak hal. saya berikan contoh sederhana. Jika kata Jakarta yang diindonesia merupakan nama dari ibu kota jakarta. kemudian kata jakarta di negara lain kata jakarta digunakan juga kemudian diartikan jakarta itu berarti bodoh (misal) apakah jakarta yang di indonesia maknnya berubah menjadi bodoh atau tetap  bermakna Jakarta adalah nama ibukota?
nama bisa sama, itu bukan perkara yang sulit. apalagi kata Allah. di gunakan banyak agama, namun apakah bisa dikatakan istilah yang dipahami oleh suatu kelompok berubah karena istilah tersebut digunakan oleh lainnya dengan makna yang berbeda?
apalagi, berbicara sejarah berhala. atau ajaran pagan.

lagi-lagi apakah Kristen yang menyebut Islam keliru dalam logika, apakah benar? atau ternyata merupakan kumpulan fitnah saja?

Wallahu A'lam
Bersambung




Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya. 
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb. 
 peraturan komentar: 
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa. 
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit. 
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post