DARI hari ke hari, aktivitas gerakan sesat Syi’ah kini terasa semakin
berani. Salah seorang dedengkot Syiah yang selama beberapa puluh tahun
bertaqiyyah, kini telah berani tampil membuka baju kemunafikkannya dan
membusungkan dada menyatakan “kami Syi’i”, merayap memasuki ranah
politik menyusup di lembaga politik strategis.
Bertitik tolak dari realita tersebut di atas sekaligus sebagai
realisasi dari amanah Musyawarah Ulama pasca Deklarasi Aliansi Nasional
Anti Syiah (ANNAS), 20 April 2014 dan hasil Diklat ANNAS, 20-21
September 2014 dengan terbentuknya beberapa halaqoh ANNAS di berbagai
wilayah, maka ANNAS telah melakukan Roadshow ke beberapa daerah di
wilayah Jawa Barat untuk menyampaikan pencerahan kepada ummat tentang
betapa pentingnya membentengi aqidah ummat dari bahaya syiah.
Di antara Wilayah Jawa Barat yang telah menjadi tempat kegiatan yang
dimaksud adalah Desa Cangkuang Kecamatan Leles Daerah Garut, Sabtu
(1/11), Kota Garut dan sekitarnya, Ahad (2/11), Desa Jatinangor Daerah
Sumedang, Kamis (13/11), Daerah Subang, Ahad (16/11) dan Daerah
Sukabumi, Selasa (18/11).
Dalam taushiyahnya di beberapa daerah tersebut, Ketua ANNAS, K.H.
Athian Ali M. Da’i, Lc. MA menyampaikan betapa indahya gambaran keimanan
yang dianugerahkan Allah SWT lewat firman-Nya pada ayat 24-25 Surah
Ibrahim atas keberadaan orang-orang bertakwa yang digambarkannya seperti
keberadaan sebuah pohon yang baik, “Akarnya sangat kuat menghujam ke
dasar tanah. Sementara dahan dan rantingnya menjulang tinggi ke langit.
Pohon ini tumbuh dengan subur lalu dia berdaun rindang dan berbuah yang
buahnya setiap saat dapat dinikmati oleh masyarakat yang hidup di
sekitarnya dengan seizin Allah, Tuhannya” (Ibrahim, 14: 24-25).
Lebih lanjut, Ketua ANNAS menegaskan, makna akar yang tersirat dan
tersurat pada ayat di atas adalah akidah. Kalimat thayyibah, la ilaha
illallahu, diibaratkan sebagai akar dalam sebuah pohon yang menghujam
sangat kuat ke dasar tanah. Sehingga dia berdiri kokoh yang tidak mudah
tumbang bila diterpa angin. Untuk itu kita bisa menyimpulkan bahwa
seorang manusia yang dalam hidupnya tidak berpegang dengan prinsip
kalimat thayyibah, la ilaha illallahu, maka dia tidak ada ubahnya
seperti pohon yang tidak berakar.
Ditegaskan pula bahwa pohon yang tidak berakar, bagaimana mungkin dia
dapat mempertahankan hidupnya seperti yang tersirat dan tersurat dalam
firman-Nya: “Dan perumpaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk,
yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat
tetap (tegak) sedikit pun” (Ibrahim, 14 : 26).
Lebih lanjut ditegaskan perumpamaan pohon yang buruk itu adalah pohon
yang akarnya sudah terangkat dari permukaan bumi yang esok atau lusa,
mati. Keberadaan pohon semacam ini tidak ada artinya. Dia tidak mungkin
membawa manfaat, jangankan untuk berbuah, bertahan untuk hidup pun tidak
bisa. Keberadaan pohon semacam ini paling bermanfaat hanya sebagai kayu
bakar.
Dikatakannya, orang-orang yang tidak mau berpegang dengan kalimat
thayyibah, la ilaha illallahu, maka dia seperti pohon yang tidak ada
akarnya, sebagaimana layaknya kondisi orang-orang kafir. Dia tidak ada
nilainya sama sekali di sisi Allah. Tidak ada buah pohon tersebut yang
bisa dinikmati, jangankan berbuah, untuk hidup pun tidak bisa.
Gambaran hidup orang-orang yang tidak berpegang pada kalimat
thayyibah, la ilaha illallahu, sebagaimana gambaran hidup orang-orang
kafir, mereka adalah termasuk, “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya,” (QS. Al Kahfi, 18 : 104).
Dikatakan oleh Athian, bahwa Aqidah adalah suatu yang termahal dalam
kehidupan seorang mu”min. Tapi ironisnya, menurutnya bahwa negeri ini
yang mayoritas penduduknya muslim telah begitu banyak yang ingin
menggerogoti aqidah ummat ini. Baik mereka yang terang-terangan memakai
baju kafir, maupun mereka yang memakai baju Islam. Yang kedua inilah
sangat berpontensi menyesatkan aqidah ummat, karena di mata ummat ia
berbaju Islam. Tokohnya pun telah terlanjur disebut cendekiawan muslim,
bahkan sebagian masyarakat menyebutnya Kiai. Menurutnya, yang sangat
berbahaya sekali menyesatkan aqidah ummat dan dapat mengganggu
kestabilitasan NKRI adalah Syiah.
Daerah-daerah yang telah memperoleh pencerahan tersebut dalam waktu
dekat akan menyelenggarakan deklarasi terbentuknya ANNAS Daerah.
Deklarasai ANNAS Daerah Subang Wilayah Jawa Barat akan diselenggarakan
pada, Ahad (23/11) bertempat di Masjid Agung Subang Jawa Barat dan akan
segera menyusul daerah-daerah lain di wilayah Jawa Barat. []
Bandung, 21 November 2014
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS),
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS),
Post a Comment