Antara Tertawa dan Menangis (1)

ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis sedang kamu melengahkan(nya)?” (An-Najm: 59-61).
Sebagian ahli tafsir berkata: “Sungguh mengherankan, mereka begitu mendustakan Al-Qur’an, mereka menertawakannya dengan nada meremehkan, padahal Al-Qur’an adalah dari Allah. Mereka tidak menangis karena takut terhadap ancaman Al-Qur’an, padahal mereka melengahkannya dan melalaikan tuntutannya.”
Sebagian para mufassir berkata, setelah ayat ini turun Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alahi Wasallam tidak pernah tertawa, melainkan hanya tersenyum.” Juga dalam sebuah riwayat dikatakan, setelah ayat tersebut turun Nabi Muhammad tidak tertawa dan tidak pula tersenyum sampai beliau meninggalkan dunia.”
Dari Ibnu Umar ra., ia berkata, pada suatu ketika Nabi Muhammad keluar dari masjid, beliau bertemu dengan sekelompok manusia sedang bercakap-cakap dan tertawa ria. Lalu beliau berhenti dan memberi salam pada mereka, kemudian bersabda: “Hendaklah Anda banyak mengingat penghancur kelezatan (kematian).”
Pada saat yang lain beliau keluar, tiba-tiba beliau bertemu dengan suatu kaum tertawa-tawa, lalu beliau bersabda: “Perhatikanlah, demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya Anda mengetahui apa yang aku ketahui, tentu Anda akan tertawa sedikit dan banyak menagis.”
Ketika Nabi Khidhir menghendaki berpisah dengan Musa as., Musa berkata kepadanya: “Berilah nasihat kepadaku.” Nabi Khidhir berkata: “Hati-hati terhadap sombong dalam berbantah, janganlah Anda berjalan dengan tanpa adanya hajat dan keperluan, janganlah tertawa dengan tanpa hal yang menakjubkan, janganlah mencela orang-orang bersalah dengan kesalahan mereka dan menangislah atas kesalahan diri Anda sendiri.”
Nabi Muhammad bersabda: “Banyak tertawa membuat hati mati.”
Nabi bersabda: “Barangsiapa yang tertawa pada masa mudanya, dia akan menangis pada masa pikunnya. Dan barangsiapa yang tertawa pada masa kayanya, dia akan menangis pada masa miskinnya. Dan barangsiapa yang tertawa pada masa hidupnya, maka dia akan menangis pada waktu matinya.”
Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda: “Bacalah Al Qur’an dan menangislah. Jika Anda tidak dapat menangis, maka tangis-tangiskanlah.”
Firman Allah: “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (At-Taubah: 82 ). Yakni, tertawa di dunia dan menangis di akhirat.
Hasan (kalangan Tabi’in) berkata: “Mengherankan, orang yang tertawa sementara di belakangnya terdapat neraka dan sungguh mengherankan orang yang bergembira ria, sementara di belakangnya terdapat kematian.”*/Imam al-Ghazali, dari bukunyaMenyingkap Rahasia Qolbu.

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post