5 Persoalan Ringkas tentang Masjid Dhirar


1. Hukum asalnya boleh shalat di tempat mana pun, kecuali yang dilarang oleh syariat.

قال العلماء: كل موضع صلي فيه يطلق عليه اسم مسجد؛ لأن المسجد في اللغة مكان السجود. قلت: فهذا نص عام فيه جواز الصلاة في كل مسجد، ولا يخص من ذلك ولا يستثنى إلا ما استثناه الشرع؛ كمسجد الضرار الذي يؤسسه الكفار بصفاته المتقدمة، والمقبرة، والمزبلة ومبارك الإبل، ونحوه مما جاءت النصوص الصحيحة تنهى عن الصلاة فيه.

“Ulama berkata: Setiap tempat di mana orang shalat di dalamnya dimutlakkan namanya dengan nama masjid dikarenakan masjid secara bahasa artinya adalah tempat sujud. Saya katakan: Ini adalah dalil secara umum akan bolehnya shalat di semua masjid dan tidak ada pengkhususan dan pengecualian, kecuali yang dikecualikan oleh syariat, seperti masjid dhirar yang dibangun oleh orang-orang kafir dengan sifat-sifat yang telah lalu, kuburan, tempat sampah, kandang unta, dan yang semisalnya yang terdapat dalil-dalil yang shahih yang melarang shalat di dalamnya.”  [Tuhfatul Abrar fi Ahkami Masajid Dhirar lisy Syaikh al-Maqdisi]

2. Boleh shalat di masjid yang tidak diketahui kondisinya, apakah itu masjid dhirar atau tidak.

هل تجوز الصلاة في المسجد المجهول الحال، خلف الإمام المجهول الحال ؟ تجوز الصلاة في المسجد المجهول الحال، خلف الإمام المجهول الحال

“Apakah boleh shalat di masjid dan di belakang imam yang tidak diketahui kondisinya? Boleh shalat di masjid dan di belakang imam yang tidak diketahui kondisinya.” [Shifat Masajid Dhirar lisy Syaikh ath-Tharthusi]

3. Tidak boleh menghukumi suatu masjid sebagai masjid dhirar hanya dengan sangkaan atau menebak-nebak, namun harus secara yakin dan dengan dipastikan.

فلا تكفي الشكوك والتخرصات لمنع الصلاة في المسجد حتى يتيقن أنه مسجد ضرار .. وذلك لأن الأصل اليقيني الذي تقرر في ديننا أن الأرض كلها مسجد لنا.

“Tidak cukup sekadar sangkaan-sangkaan dan tebak-tebakan untuk melarang shalat di suatu masjid sampai dipastikan bahwasanya masjid tersebut adalah masjid dhirar. Hal ini dikarenakan hukum asal yang secara pasti di dalam agama kita adalah bumi itu seluruhnya adalah masjid bagi kita.” [Tuhfatul Abrar fi Ahkami Masajid Dhirar lisy Syaikh al-Maqdisi]

4. Masjid yang di awal dibangun di atas ketakwaan selamanya tidak bisa berubah menjadi masjid dhirar sekalipun muncul sifat-sifat masjid dhirar pada perkembangannya.

المسجد الذي يؤسس على التقوى ثم تطرأ عليه بعض صفات مسجد الضرار، لا يتحول إلى مسجد ضرار

“Masjid yang dibangun di atas ketakwaan kemudian muncul sebagian sifat-sifat masjid dhirar tidak dapat berubah menjadi masjid dhirar.” [Shifat Masajid Dhirar lisy Syaikh ath-Tharthusi]

5. Jika terlanjur shalat di masjid dhirar, maka shalat tersebut tetap sah dan tidak perlu mengulangi.

لو تيقن أن المسجد ضرار ولكن بعدما صلى فيه .. فلا يعيد الصلاة.. فالنبي صلى الله عليه وسلم لم يأمر أحدا ممن صلوا في مسجد الضرار الأول بإعادة الصلاة .. 

“Jika engkau telah yakin bahwa suatu masjid itu adalah masjid dhirar, akan tetapi engkau mengetahuinya setelah engkau shalat di dalamya, maka tidak perlu lagi untuk mengulangi shalat tersebut... Hal ini dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memerintahkan seseorang pun yang telah melakukan shalat di masjid dhirar pertama untuk mengulangi shalat mereka.” [Tuhfatul Abrar fi Ahkami Masajid Dhirar lisy Syaikh al-Maqdisi]

Rabu, 5 Januari 2022

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post