Doa Yesus Kristus dalam Injil Ternyata Ayat Palsu
Menanggapi Buku “Mantra Muhammad Yesus” (2):
Melalui buku “Mantra Sukses Muhammad dan
Yesus Bagi Para Usahawan,” Dr Wang Xiang Jun berusaha mendamaikan umat
Islam dan Kristen, agar stabilitas global bisa terjaga. Mulia sekali
tujuan ini.
Untuk itu, dalam buku saku 74 halaman
tersebut Xiang Jun mengajak umat Islam dan Kristen merenungkan dan
mengamalkan petuah Nabi kedua agama yang tertuang dalam kitab suci.
Kepada umat Islam, ia mengajak merenungkan nas-nas hadits Nabi.
Sebaliknya, kepada umat Kristen ia mengajak untuk menyelami kedalaman
makna ayat-ayat Injil dalam Bibel.
Pada halaman 14 dan 15 Xiang Jun menyejajarkan Al-Qur'an surat Al-Fatihah dengan Doa Bapa Kami dalam Injil Matius:
“Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari
Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu)
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Qs Al-Fatihah 1-7).
“Bapa kami yang ada di Sorga,
dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu, di
bumi seperti di Sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang
secukupnya. Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami
mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat. Karena
Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan, selam-lamanya.
Amin” (Matius 6:9-13).
Ia beranggapan bahwa surat Al-Fatihah
adalah sabda Nabi Muhammad, sedangkan Doa Bapa Kami adalah Sabda Yesus.
Kedua surat ini dikomentari sebagai berikut:
“Surat Al-Fatihah adalah doa yang
diulang-ulang oleh umat Muslim yang taat setidaknya tujuh belas kali
sehari selama lima kali doa wajib. Ini (Matius 6:9-13, pen.) adalah doa
yang diajarkan Isa (Sang Mesias) kepada murid-muridnya. Doa ini kadang
disebut Doa Bapak Kami (the Lord’s Prayer) atau Doa Keluarga (the Family Prayer).”
... Dr Wang Xiang Jun memamerkan kejahilannya terhadap agama, baik Islam maupun Kristen...
Lagi-lagi, Dr Wang Xiang Jun memamerkan
kejahilannya terhadap agama, baik Islam maupun Kristen. Surat Al-Fatihah
itu bukan sabda Nabi Muhammad, tapi Firman Allah Ta’ala. Jadi, salah
alamat jika ia menyejajarkan Al-Fatihah dengan ayat Injil dengan tujuan
menggali dan merenungi sabda Nabi Muhammad dan sabda Yesus.
Memang, setiap orang Kristen pasti
mengenal Doa Bapa Kami dan menganggapnya sebagai pedoman doa yang
diajarkan Yesus kepada murid-muridnya.
Padahal salah besar jika Doa Bapa Kami
dalam Injil Matius 6:9-13 diklaim sebagai sabda Yesus. Karena hasil
penelitian para sejarawan Bibel menyebutkan bahwa lima ayat Matius ini
tidak pernah diucapkan oleh Yesus. A. Roy Eckardt, guru besar pada Pusat
Pascasarjana Studi Ibrani Oxford, Inggris, meragukan otentisitas doa
Bapa Kami sebagai ucapan Yesus:
“Waktu belakangan ini muncul
keragu-raguan tentang keaslian dari Doa Bapa Kami ini. Mungkin cuma kata
Bapa –kalau diterjemahkan sebagai Abba, sebagaimana di dalam Injil
Lukas– yang dapat langsung dikaitkan dengan Yesus. Namun, sebetulnya
kita telah mengetahui bahwa bentuk sapaan ‘Bapa Kami’ ditemukan dalam
liturgi Farisi” (Reclaiming the Jesus of History: Christology Today, edisi Indonesia: Menggali Ulang Yesus Sejarah: Kristologi Masa Kini, hlm. 108).
Dalam catatan kakinya ditegaskan bahwa
Doa Bapa Kami bukan berasal dari Yesus, tapi sebuah sisipan yang
dimasukkan oleh para penulis Injil:
“Pada bulan Oktober 1988 sekelompok
pakar Alkitab yang dikenal sebagai Jesus Seminar telah melihat bahwa doa
ini tidak berasal dari Yesus, tetapi hasil usaha orang-orang Kristen
perdana yang menggubah dan menyusunnya bertahun-tahun setelah penyaliban
Yesus. Kelompok ini sepakat bahwa doa Bapa Kami ini berasal dari
penulis Injil yang pada awal abad ke-20 yang diberi sebutan ”Q” (Gustav Niebuhr, The Jesus Seminar Courts Notoriety, hlm. 1060-1061).”
Senada itu, Lynn Picknett & Clive
Prince, peneliti dan pengajar bidang okultisme dan sejarah agama dari
London, lebih tegas lagi menyatakan bahwa Doa Bapa Kami dalam Injil
bukan ciptaan Yesus, tapi tiruan terhadap doa dari para penganut agama
Mesir Kuno kepada Osiris-Amon, dewa Mesir Kuno:
"Sejak abad ke-19, pakar tentang Mesir
yang amat kondang, Sir E.A. Wallis-Budge mencatat mengenai asal-usul
bagian pembuka doa Bapa Kami, doa yang didaraskan oleh para penganut
agama Mesir kuno kepada Osiris-Amon yang diawali dengan ungkapan "Amon,
Amon yang ada di surga..." Jadi, tampak sangat jelas bahwa doa ini lebih
tua berabad-abad daripada Yohanes Pembaptis dan Yesus; Nama "Tuhan"
yang diseru dalam doa ini tidak mengacu kepada Yahwe atau yang kelak
diyakini sebagai Putranya, Yesus. Kesimpulannya, doa Bapa Kami bukanlah
ciptaan Yesus" (The Templar Relevation: Secret Guardians of the True Identity of Christ, edisi Indonesia: Para Pelindung Identitas Sejati Kristus, hl. 553).
...Doa Bapa Kami dalam Injil yang diklaim sebagai sabda Yesus, ternyata ayat sisipan (insersi) yang dilakukan oleh para penulis Injil, meniru tradisi agama Mesir kuno...
Dengan demikian, Xiang Jun untuk
mengajak umat merenungkan petuah-petuah Yesus agak gagal total bila
sumbernya adalah Injil dalam Bibel. Terbukti doa Bapa Kami yang diklaim
sebagai sabda Yesus, ternyata ayat sisipan (insersi) yang dilakukan oleh
para penulis Injil, meniru tradisi agama Mesir kuno kepada dewa
Osiris-Amon.
PENGINJIL XIANG JUN BOHONG BESAR!!
Kesalahan serupa ini banyak dilakukan
Xiang Jun, karena Alumnus Sekolah Tinggi Teologi (STT) Bethany Surabaya
ini berpijak pada asumsi dasar yang salah kaprah. Ia berasumsi bahwa
semua ayat Bibel adalah sabda Yesus Kristus. Ini jelas pandangan yang
salah besar, dengan dua alasan.
Klaim Xiang Jun terhadap ayat-ayat Injil
dalam Bibel sebagai sabda Yesus, adalah kebohongan besar. Karena para
para pakar Bibel dari kalangan Kristen sendiri mengakui bahwa sebagian
besar ayat-ayat Injil dalam Bibel itu bukan sabda Yesus.
...para profesor dan ilmuwan Kristen mengalkulasi bahwa ucapan dalam Injil yang diduga sebagai sabda Yesus hanya 18 persen...
Berdasarkan riset mendalam selama bertahun-tahun, para profesor dan ilmuwan Kristen yang tergabung dalam The Jesus Seminar berhasil mengalkulasi bahwa ucapan dalam Injil yang diduga sebagai sabda Yesus hanya 18 persen. Mereka menyimpulkan:
“Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the Gospels were not actually spoken by him” (Robert W. Funk, Roy W Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels, What did Jesus Really Say?, hlm.
5). [Delapan puluh dua persen kalimat yang disebut-sebut sebagai ucapan
Yesus dalam kitab-kitab Injil sebenarnya tidak pernah diucapkan oleh
Yesus].
Data keempat Injil dalam Bibel adalah
sebagai berikut: Injil Matius terdiri dari 1.071 ayat; Injil Markus
terdiri dari 678 ayat; Injil Lukas terdiri dari 1.151 ayat; dan Injil
Yohanes terdiri dari 879 ayat. Total seluruh ayat Injil adalah 3.779
ayat.
Dengan demikian, kalau mau menyandingkan
sabda Yesus dalam Injil dengan sabda Nabi Muhammad, Xiang Jun terlebih
dahulu harus bisa membuang 3.099 ayat (82%) yang sudah dipastikan bukan
sabda Yesus. Ini adalah pekerjaan yang terlalu sulit untuk dilakukan
oleh Xiang Jun. Bersambung [A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara Islam]
Post a Comment