Cerita Kegelapan, Gempa Bumi, Mayat Berjalan Paca Kematian Yesus, (KEBOHONGAN SEJARAH DALAM INJIL-INJIL KANONIK Bagian 1)

Cerita Injil Mengenai Kegelapan, Gempa Bumi, Dan Mayat Berjalan-Jalan Adalah Bohong!

Matius (27:50-54) menyatakan bahwa pasca kematian Yesus terdapat beberapa peristiwa ajaib, berawal dari terbelahnya kuil, disusul gempa bumi, terbelahnya bukti-bukti batu, dan tiba-tiba saja kuburan tempat bersemayam orang-orang kudus terbuka dan terjadi penampakkan mayat sedang berjalan berombongan dari kuburan menuju kota Yerusalem dan disaksikan orang-orang dan tentara Romawi.

Dongeng Kristen tsb hanya dapat diciptakan oleh gereja dan diimani berdasarkan ketakhayulan umat Kristiani, karena pada faktanya tidak mendapat dukungan dari sumber-sumber sejarah sekuler (non-biblikal). Dapatkah kita bayangkan jika kuburan di TMP Kalibata Jakarta tiba-tiba saja terbuka, dan tengkorak-tengkorak keluar dari kuburan mereka masing-masing lalu berjalan berombongan dengan hanya mengenakan sehelai kain kafan menuju Stasiun Gambir, pastilah peristiwa ini akan menjadi bahan berita yang luar biasa hebohnya dan diliput/dicatat oleh berbagai media massa cetak dan elektronik, menjadi bahan perbincangan penduduk kota Jakarta, serta dicatat oleh sejarawan Indonesia maupun para turis yang hanya sekedar berwisata ke Jakarta.

Faktanya adalah bahwa kisah-kisah takhayul omong kosong dari agama Kristen ini tidak didukung oleh catatan sejarawan Romawi, Yahudi, maupun sejarawan yang tinggal di Palestina kala itu. Hal ini memudahkan kita untuk dapat menarik kesimpulan bahwa cerita Injil Matius di atas tidak lebih dari sebuah dongeng yang dibuat-buat oleh bapak-bapak gereja.

"...mengenai kegoncangan dan "kegelapan menyelimuti seluruh bumi" tidak ada seorangpun sejarawan yang mencatat peristiwa tsb." (Deceptions & Myths of the Bible, Lloyd Graham hal. 349)

"Cerita mengenai gempa bumi, kenaikan lapisan bebatuan, terbukanya kuburan-kuburan, dan penampakkan orang mati, hanya dinyatakan dalam Injil Matius, yang ditulis hampir delapan puluh tahun setelah peristiwa tsb, sehingga tidak dipastikan keautentikannya. Tentu saja tidak ada alasan mengapa satu gempa bumi seharusnya tidak terjadi pada hari itu, tetapi jika itu benar-benar telah terjadi ditempat tsb hampir tidak dapat dibayangkan bahwa tidak ada dari tiga Injil-injil yang lebih awal menyebutkan peristiwa tsb." (The Paganism in Our Christianity, Arthur Weigall, 1928, hal. 62)


Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya. 
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb. 
 peraturan komentar: 
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa. 
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit. 
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post