Berikut Artikelnya:
http://www.isadanalfatihah.com/alayhim-ayril-mabi/murka-allah-dan-hati-manusia#islam
Murka Allah Dan Hati Manusia
Sudah jelas bahwa Allah-lah memberi nikmat. Namun Allah juga dapat memberi murka: bukan mereka yang dimurkai (‘alayhim gayril magdubi). Apa yang mengakibatkan murka (ghadhab) Allah? Menurut MQ Shihab, karena pelanggaran. (Tafsir Al-Mishbah, hal. 88).
Murka Allah Disebabkan Hati Manusia yang Keji
Alkitab menekankan bahwa Allah memperhatikan lebih dari pelanggaran. Allah melihat jauh lebih ke dalam hati. Musa menulis, Allah menyimpulkan, “segala kecenderungan hatinya (manusia) selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Taurat, Kitab Kejadian 6:5). Menurut Nabi Ayub, “. . . [manusia] orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air” (Kitab Nabi, Ayub 15:16). Nabi Yeremia menggambarkan hati manusia sebagai sesuatu yang licik dan membatu (Nabi Besar Yeremia, 17:9). Dalam Zabur, Nabi Daud menulis, Allah memandang ke bawah dari sorga dan menyimpulkan bahwa semua manusia melakukan kejahatan (Kitab Mazmur 53:1-3). Isa Al-Masih menekankan, semua kejahatan ini datang dari dalam hati manusia. (Injil, Rasul Markus 7:21-22).
Amal Tidak Mampu Memperbaiki Hati Manusia
Maka kejahatan yang ada dalam hati manusia, mengakibatkan murka (ghadhab) Allah. Kejahatan itu tidak dapat dihilangkan dengan amal dan kegiatan agama. Hanya Isa Al-Masih, akibat penyaliban-Nya, dapat menghapus kejahatan ini dari hati manusia. Dua ayat Allah di bawah ini menunjukkan peranan Isa Al-Masih dalam pembersihan hati dari dosa!
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, I Yohanes 1:9). “. . . darah Yesus . . . . menyucikan kita dari pada segala dosa” (Injil, I Yohanes 1:7).
Banyak orang Islam sudah menikmati pembersihan hati. Mereka senang membagikan kesaksianmereka pada Saudara.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
**********
Demikianlah Tulisan Staff IDi melalui situs IsadanAlfatihah.com yang seenaknya menafsirkan Al-Qur'an dengan seenak perutnya. padahal Al-Qur'an tidak bisa ditafsirkan seenaknya. menafsirkan Al-Qur'an memiliki metodologi sendiri punya Kaidah tersendiri. mengenai kaidah bisa dibaca disini. Kaidah dalam menafsirkan Al-Qur'an
Islam adalah agama yang mensejajarkan antara Hati, Lisan dan Perbuatan Bukan Hati Saja.
Islam mengajarkan bahwa dalam perbuatan manusia tidak hanya bergantung pada hati saja tapi juga amal perbuatan, dan lisan. Iman yang merupakan perbuatan hati harus dirangkaikan dengan pernyataan Lisan dan Pembuktian dalam perbuatan sebagai menifestasi Iman itu sendiri. bukan hanya sekedar hati saja.
hal ini tercermin dari pendefenisian Iman yang merupakan hal pokok dalam Islam.
Iman Secara Istilah Syar’iy
1. Al-Imaam Ismaa’iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata :
الإيمان في الشرع عبارة عن جميع الطاعات الباطنة والظاهرة
“Iman dalam pengertian syar’iy adalah satu perkataan yang mencakup makna semua ketaatan lahir dan batin” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/403].
An-Nawawiy menukil perkataannya :
الإيمان في لسان الشرع هو التصديق بالقلب والعمل بالأركان
“Iman dalam istilah syar’iy adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh” [Syarh Shahih Muslim, 1/146].
2. Imaam Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah berkata :
أجمع أهل الفقه والحديث على أن الإيمان قول وعمل، ولا عمل إلا بنية
“Para ahli fiqh dan hadits telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238].
3. Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :
حقيقة الإيمان مركبة من قول وعمل. والقول قسمان : قول القلب، وهو الاعتقاد، وقول اللسان، وهو التكلّم بكلمة الإسلام. والعمل قسمان : عمل القلب، وهو نيته وإخلاصه، وعمل الجوارح. فإذا زالت هذه الأربعة، زال الإيمان بكماله، وإذا زال تصديق القلب، لم تنفع بقية الأجزاء
“Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan hati, yaitu i’tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam (mengikrarkan syahadat – Abul-Jauzaa’). Perbuatan juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran (tashdiiq) dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya” [Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikihaa, hal. 35].
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya.
Artinya Pernyataan STaff IDI yang menyatakan DImurkai Allah dan tidak tersebut bergantung pada hati bukan pada Lisan, bukan pada Amal perbuatan.
dalam Islam mengapa dikenal Mu'min, Muslim, Munafiq, Kafir musyrikin.
Mukmin identik orang yang Islamnya dengan segenap hati, lisan dan tercermin dalam perbuatan atau amal perbuatannya.
Muslim identik orang yang berislam dengan hati dan lisan saja. belum pada tataran Amal perbuatan
sedangkan Munafiq, orang yang berislam dengan Lisan dan Amal perbuatannya tapi hatinya KAFIR tidak beriman, tidak Islam.
Kafir : jelas tidak berislam dari hati, lisan maupun perbuatannya.
Adalah sebuah ajaran yang bodoh menyatakan dimurkai tidak dimurkai bergantung pada Hati.
apa bisa ketika seorang ditilang Polisi kita mengatakan Hati saya baik pak?
mencuri, ditangkap, yg penting hati saya baik?
Staff IDI melakukan Kebohongan Publik dan Berdusta atas Alkitabnya?
pernyataan Staff IDI di atas jelas-jelas mementang ajaran Alkitabnya sendiri. bukankah Allah di PL murka kepada manusia menenggalamkan manusia dengan banjir bandang pada masa NUH karena perbuatan manusia, bukan kejahatan hati mansuia?
Rm 13:4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang 1 . Pemerintah adalah hambaAllah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat
Rm 1:18 Sebab murka Allah 1 o nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
Inilah Kebohongan Staff IDI. Apakah Staff IDI berani bertangung jawab atas tulisannya?
atau cuma berani menulis tidak berani bertanggung jawab?
Apakah Amal Tidak Mampu Menghapus Dosa Manusia?
Islam Jelas menyatakan bahwa amal perbuatan adalah penghapus dosa.
Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Jika seorang mukmin melakukan kemaksiatan maka hukuman akibat maksiat tersebut bisa tercegah dengan sepuluh sebab.
أن يتوب فيتوب الله عليه فان التائب من الذنب كمن لاذنب له
Pertama, mukmin tersebut bertaubat sehingga Allah menerima taubatnya karena sesungguhnya orang yang bertaubat dari suatu dosa itu bagaikan orang yang tidak pernah melakukannya.
او يستغفر فيغفرا له
Kedua, atau dia memohon ampun kepada Allah dengan lisannya sehingga Allah mengampuninya.
او يعمل حسنات تمحوها فان الحسنات يذهبن السيئات
Ketiga, atau dia melakukan amal kebajikan yang bisa menghapus kemaksiatannya karena sesungguhnya amal kebajikan itu menghapus dosa amal keburukan.
او يدعو له اخوانه المؤمنون ويستغفرون له حيا وميتا
Keempat, atau didoakan dan dimohonkan ampunan kepada Allah oleh saudaranya sesama orang beriman baik ketika dia masih hidup ataupun setelah meninggal dunia.
او يهدون له من ثواب أعمالهم ما ينفعه الله به
Kelima, atau mendapatkan pahala amal shalih yang dihadiahkan oleh orang-orang yang beriman kepadanya lalu Allah memberi manfaat kepadanya dengan sebab hadiah pahala amal shalih tersebut
او يشفع فيه نبيه محمد
Keenam, atau mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad.
او يبتليه الله تعالى فى الدينا بمصائب تكفر عنه
Ketujuh, atau Allah memberikan ujian kepadanya di dunia dengan berbagai macam musibah yang menjadi sebab terhapusnya dosanya.
او يبتليه فى البرزخ بالصعقة فيكفر بها عنه
Kedelapan, atau Allah mengujinya di alam Barzakh dengan siksaan kubur yang menjadi sebab terhapusnya dosa-dosanya.
او يبتليه فى عرصات القيامة من اهوالها بما يكفر عنه
Kesembilan, atau Allah mengujinya di padang Mahsyar dengan berbagai kengerian yang ada di sana yang hal ini menjadi sebab terhapusnya dosa-dosanya.
او يرحمه ارحم الراحمين
Kesepuluh, atau dia mendapatkan kasih sayang Allah.
فمن اخطأته هذه العشرة فلا يلومن الا نفسه
Siapa yang tidak mendapatkan satu pun dari sepuluh sebab pencegah hukuman atas dosa maka janganlah dia menyalahkan kecuali diri sendiri.
كما قال تعالى فيما يروى عنه رسول الله يا عبادى انما هى اعمالكم احصيها لكم ثم او فيكم اياها فمن وجد خيرا فليحمد الله ومن وجد غير ذلك فلا يلومن الا نفسه
مجموع الفتاوى – (10 / 46-45)
Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi, “Wahai, hamba-hambaKu itulah amal perbuatan kalian yang kucatat untuk kalian lalu Kuberikan balasan. Siapa yang mendapatkan balasan kebaikan maka hendaknya dia memuji Allah. Sebaliknya siapa yang mendapatkan balasan yang lain maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri” (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah jilid 10 hal 45-46, cetakan standar).
bahkan menurut Alkitab seperti yang diajarkan Yesus atau Isa. malah menyatakan bahwa Ketika berdosa seorang itu minta ampun atas dosa-dosa melakukan perbuatan baik mengampuni kesalahan orang lain. bukan malah dosa ditebus oleh Yesus.
seperti yang kami tulis dalam artikel kami yang lalu:
di dalam Alkitab. tidak pernah ada perkataan yang keluar dari mulut Yesus yang menyatakan bahwa Ia datang untuk menebus dosa manusia. berbicara menyelamatkan ada. karena Yesus adalah Nabi tentu ia juru selamat bagi umatnya. namun kata-kata selamat ini malah di terjemahkan Kristen secara sepihak. yakni menyelamatkan manusia dengan menebus di kayu salib. ini jelas tidak pernah dikatakan dan diungkapkan oleh Yesus sendiri. hanya ungkapan Paulus yang notabene bukan murid Yesus tapi musuh Yesus.
yesus malah dengan tegas mengajarkan ketika berdosa dan ingin menghapus dosa. bukan dengan tebusan Yesus tapi dengan minta ampun atas dosa-dosa. bertaubat dan berbuat baik. dan hal ini tercermin dari ajarannya.
Matius: 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
6:12 dan AMPUNILAH KAMI akan KESALAHAN kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
ayat diatas jelas dan terang menceritakan bahwa yesus mengajarkan meminta ampun kepada ALlah atas dosa yang telah dilakukan. (dalam bahasa arab Istigfar)
Dari pemaparan di atas, dapatlah kita simpulkan bagaimana Staff IDI sesungguhnya, tidak hanya menipu Umat Islam dengan sikap serigala berbulu domba. Menggunakan atrribut Islam tapi menyebarkan Kristen, mengutip dan menafsirkan al-Qur'an seenaknya. Melakukan Pembohongan Publik dan berbohong atas Alkitabnya.
satu hal yang sering saya katakanan dalam setiap artikel kami soal menjawab Staff IDI dan situs IsadanIslam.com pembaca yang mungkin pernah membukan situs mereka : IsadanIslam.com, isadanalquran.com dan isadanalfatihah.com jangan pernah berharap menemukan komentar yang dapat menjatuhkan mereka. karena sudah dapat dipastikan dihapus, walaupun tidak melanggar peraturan apapun. selain karakter dibatasi, kotak komentar dibatasi, tidak boleh menyingkat danseterusnya. mustahil ada yang bisa membantah, pun bisa, akan dihapus. hal yang sama di FB fansnya Dialog agama. komentar yang tidak dapat bantah diapat dipastikan akun FB yang berkomentar akan di block sehingga tidak dapat berkomentar lagi, dan seluruh komentar akan terhapus semua.
Sikap yang memang mencerminkan agama Kasih. yang suka menfitnah tapi tidak berani bertanggung jawab.
Wallahu A'lam Bis shawab
Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya.
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb.
peraturan komentar:
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa.
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit.
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan
5. Artikel ini bebas disebar luaskan untuk kepentingan Dakwah
5. Artikel ini bebas disebar luaskan untuk kepentingan Dakwah
Post a Comment