Menjawab Isaislamdankaumwanita dot com Apakah Alkitab Mengajarkan Poligami?


Pada artikel kali ini kami akan memberikan tanggapan terhadap tulisan Staff IDI di situsnya Apakah Alkitab mengajarkan Poligami. Pada tulisan ini Staff IDI tidak sungguh-sungguh menjelaskan apa yang tertera dalam judul akan tetapi Staff IDI malah menyerang, dan menfitnah umat Islam, mencitrakan ajaran Islam sebagai ajaran yang buruk. Membolehkan sikap semena-mena terhadap wanita.

Berikut Kami kutip tulisan secara utuh:

Apakah Alkitab Mengajarkan Poligami?

alkitab-poligami
"Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia" (Taurat, Kitab Keluaran 21:10).
Ayat di atas sering dikutip oleh umat Muslim untuk memperkuat pernyataan mereka bahwa sebenarnya Alkitab mendukung poligami. Memang ayat tersebut terkesan, bahwa Allah memperbolehkan poligami. Benarkah demikian?

Manusia Melanggar Ketetapan Allah

Pelanggaran Adam dan Hawa atas larangan Allah untuk tidak memakan buah yang dilarang-Nya, adalah awal kejatuhan manusia dalam dosa. Sejak saat itu, dalam diri manusia terdapat satu ikatan dosa yang membelenggu mereka. Egois, serakah, kejahatan, gelap mata dll. Keserakahan inilah yang akhirnya membuat manusia tidak mematuhi aturan yang telah Allah tetapkan.
Salah satu ketetapan Allah yang telah dilanggar manusia adalah hal perkawinan. Dimana ketika Allah menciptakan manusia, Dia telah menetapkan, satu suami hanya berhak atas satu isteri, demikian sebaliknya."Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).

Allah Mengontrol Poligami

Sungguh Allah Maha Tahu. Dia mengetahui hati manusia berubah menjadi jahat, kotor, serakah dll. Para suami menjadi serakah dan tidak puas dengan satu isteri. Akibatnya, tidak sedikit pria pada zaman itu mempunyai beberapa isteri.
Akibat dari ketamakan ini, Allah mengontrol poligami dengan memberi aturan yang disampaikan lewat nabi-Nya. "Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia" (Taurat, Kitab Keluaran 21:10).
Ayat di atas bukanlah bentuk persetujuan Allah akan poligami. Tetapi dengan adanya aturan tersebut, setidaknya akan melindungi para wanita yang diperalat kaum pria. Demikian juga  anak-anak mereka.

Isa Al-Masih Memperbaiki Akhlak Manusia

Semakin hari manusia semakin jauh jatuh dalam dosa, dan menjauh dari kemuliaan Allah. Allah tidak ingin ciptaan-Nya binasa. Dia mengambil inisiatif untuk menyatakan kasih-Nya secara langsung kepada manusia melalui Kalimat-Nya, yaitu Isa Al-Masih.
Melalui kedatangan-Nya ke dunia, Isa Al-Masih berusaha memperbaiki kehidupan sosial yang telah dirusak. Khususnya oleh kaum pria yang serakah. Salah satu ajaran-Nya bahwa menceraikan isteri merupakan dosa besar.
Suatu hari dalam perjalanan-Nya, Isa Al-Masih ditanyai oleh orang Farisi mengenai ajaran Musa yang memperbolehkan perceraian.  "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" (Injil, Rasul Besar Matius 19:7).
Inilah jawaban Isa Al-Masih, "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah" (Injil, Rasul Besar Matius 19:8-9).
Perhatikan tekanan Isa Al-Masih, "Sejak semula tidaklah demikian." Dengan kata lain sejak semula di Taman Firdaus tidak ada perceraian maupun poligami. Isa Al-Masih menekankan, satu isteri saja seumur hidup! Inilah hal ideal yang Allah inginkan bagi manusia.

Mengapa Muhammad Mengubah Ajaran Isa Al-Masih?

Isa Al-Masih dalam Injil dengan tegas mengatakan bahwa poligami dan perceraian adalah ajaran yang salah. Allah menginginkan seorang suami mempunyai satu isteri!
Tetapi, mengapa ajaran yang telah disempurnakan oleh Isa Al-Masih. Serta akhlak manusia yang telah diperbaiki-Nya ke sedia kala, harus dirubah Muhammad?
Setiap nabi seharusnya dapat memperbaiki akhlak umatnya, menjadi semakin sempurna di hadapan Allah. Sayangnya, sepertinya nabi umat Muslim ini tidak menyadari hal itu. Sehingga, ajaran yang telah dikembalikan Isa Al-Masih sesuai dengan kehendak Allah, dirubah sesuai dengan hasrat manusia.

Allah Memberi Manusia Kesempatan Diselamatkan

Sungguh kesabaran Allah terhadap manusia luar biasa. Walau Allah tidak setuju dengan tindakan manusia yang melanggar aturan-Nya, namun Allah tidak membinasakan manusia karena pemberontakan mereka. Mengapa Allah begitu sabar? Karena Allah ingin memberi manusia kesempatan untuk diselamatkan.
Kematian Isa Al-Masih di kayu salib guna menebus manusia dari belenggu dosa akibat pelanggarannya, adalah wujud terbesar kasih Allah. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Kalimat Allah, Isa Al-Masih] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Hidup yang ditawarkan Isa Al-Masih adalah hidup yang penuh anugerah. Melalui penyaliban-Nya, Dia ingin supaya saudara dapat kembali melihat kemuliaan Allah dalam hidup kekal.
[Staf Isa dan Islam – Rindukah saudara mempunyai anugerah Keselamatan dan Hidup Kekal yang ditawarkan Isa Al-Masih? Artikel tentang Keselamatan dan Hidup Kekal dapat membantu saudara mendapatkannya.]
Sumber



Di atas terlihat jelas Staff IDI berusaha memberikan pembelaan dengan kata lain meninggikan ajaran mereka serta berusaha merendahkan ajaran Islam dengan menampilkan ajaran Alkitab yang mereka tafsirkan untuk mendukung maksud dan tujuan mereka. sayangnya Staff IDI selalu saja bersikap tidak fair, suka menyembunyikan fakta-fakta, serta berbohong dalam semua tulisannya.

Apakah Alkitab Benar tidak mengajarkan Poligami?

Staff IDI di atas berusaha melakukan pembelaan atas tuduhan Alkitab mengajarkan poligami dengan mengutip ayat yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan poligami, dan sama sekali bukan aturan pernikahan dalam Kristen.

Staff IDI mengatakan:
Salah satu ketetapan Allah yang telah dilanggar manusia adalah hal perkawinan. Dimana ketika Allah menciptakan manusia, Dia telah menetapkan, satu suami hanya berhak atas satu isteri, demikian sebaliknya. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).


Ayat di atas bukanlah ketetapan harus menikahi satu wanita. Melaikan berbicara tentang pernikahan antara pria dan wanita sehingga mereka bersatu dalam satu rumah tangga. Bukan Harus satu wanita saja. Sebab Jika menikah Harus Satu menurut ayat ini, maka akan ditemukan berbagai kemurkaan Tuhan dalam Alkitab yang mengutuk Praktek poligami para Nabi.


Bagaimana bisa dikatakan sebuah Pelanggaran, kalau Allah dalam Alkitab malah membiarkan dan tidak memberikan teguran sama sekali terhadap praktek poligami, dan bahkan bangsa Yahudi dan termasuk Yesus adalah hasil dari Poligami??

Jika poligami dilarang, dan menikahi satu wanita adalah sebuah keharusan maka akan ditemukan larangan atau kutukan Allah pada praktek poligami.


Dan ini dipertegas dengan pernyataan Allah Mengatur poligami agar poligami tidak mendzolimi wanita seperti yang dikutip Staff IDI di atas:


Keluaran:


21:9 Jika tuannya itu menyediakannya bagi anaknya laki-laki, maka haruslah tuannya itu memperlakukannya seperti anak-anak perempuan berhak diperlakukan. 21:10 Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan e  dengan dia. 21:11 Jika tuannya itu tidak melakukan ketiga hal itu kepadanya, maka perempuan itu harus diizinkan keluar, dengan tidak membayar uang tebusan apa-apa."



coba perhatikan kata-kata di atas. sangat Jelas Allah menginginkan wanita tidak terdzolimi, dengan ada atau tidak ada poligami, yakni, Jika wanita di poligami hendaknya makanan, pakaian, persetubuhan dan lain sebagainya tidak dikurangi, atau tidak terkurangi, tapi jika tidak di poligami, maka perempuan harus beri izin keluar, tidak memberikan atau membayar tebusan dan seterusnya.



sangat di sayangnya Staff IDI malah menyembunyikan informasi dari ayat ini dengan menyatakan bahwa ayat ini bukan berbicara masalah poligami. padahal inilah ayat yang mengatur masalah poligami dalam Kristen.



Lagi Staff IDI sangat tidak nyambung dalam membahas ayat untuk mengatakan Poligami dilarang dalam Alkitab.



Staff IDI menulis:

Melalui kedatangan-Nya ke dunia, Isa Al-Masih berusaha memperbaiki kehidupan sosial yang telah dirusak. Khususnya oleh kaum pria yang serakah. Salah satu ajaran-Nya bahwa menceraikan isteri merupakan dosa besar.

Suatu hari dalam perjalanan-Nya, Isa Al-Masih ditanyai oleh orang Farisi mengenai ajaran Musa yang memperbolehkan perceraian.  "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" (Injil, Rasul Besar Matius 19:7).

Inilah jawaban Isa Al-Masih, "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah" (Injil, Rasul Besar Matius 19:8-9).

Perhatikan tekanan Isa Al-Masih, "Sejak semula tidaklah demikian." Dengan kata lain sejak semula di Taman Firdaus tidak ada perceraian maupun poligami. Isa Al-Masih menekankan, satu isteri saja seumur hidup! Inilah hal ideal yang Allah inginkan bagi manusia.


Di atas jelas sekali sangat tidak nyambung. Karena namanya Poligami tidak sama dengan Cerai.


Dan Poligami tidak diawali dengan menceraikan Istri. lantas kenapa larangan cerai malah dikaitkan dengan poligami. tentu sangat tidak nyambung. betapa bodohnya Staff IDI ini.



Parahnya ajaran Cerai dalam Alkitab malah benar-benar mendzolimi pria dan wanita. betapa tidak.



mari kita pahami kata-kata Alkitab. "Barangsiapa menceraikan istrinya, kecuali karena zinah, lalu ia kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. Apa artinya. jika seorang cerai bukan karena Zina maka ia tidak boleh menikah seumur hidupnya, sebab jika menikah lagi ia telah berbuat zina. 



Islam Menyempurnakan ajaran Para Nabi Terdahulu dan Mengatur Poligami.


Staff IDI menuduh Nabi Muhammad telah merubah ajaran Isa Al-Masih. padahal dalam ajaran para Nabi yang disebutkan dalam Alkitab sendiri mempraktekan poligami. bahkan boleh dibilang mayoritas para Nabi yang disebutkan dalam Alkitab mempraktekan Poligami. dan Bahkan Yesus sendiri adalah hasil dari Poligami.



Maka dari itu apakah pantas Staff IDI mengatakan Nabi Muhammad telah merubah ajaran Isa yang sama sekali tidak memiliki bukti apa-apa atas tuduhan tersebut?



justru Nabi Muhammad menyempurnakan ajaran para Nabi sebelumnya dengan mengatur jumlah dibolehkan poligami serta aturan-aturan yang mengikat bagi pria. Agar tidak terjadi kedzoliman atas wanita.



Maka dari itu Allah menjelaskan dalam surah An-Nisa bahwa poligami di dasari atas Mampu.



maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya" [An-Nisaa`/4:3].



ayat di atas adalah perintah untuk menikahi wanita-wanita. dari dua, tiga dan empat, dan ditegaskan kembali, Jika kamu takut tidak dapat berlaku Adil, maka Kawinilah seorang saja. Di akhir ayat disebutkan yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. 



Di sini terdapat syarat yang jelas, bahwa seorang yang ingin berpoligami harus benar-benar yakin dirinya mampu berbuat adil. Adil disini adalah adil dalam nafkah, baik lahir maupun batin, pakaian dan tempat tinggal.

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah wajib menyamakan bentuk nafkah dan pakaian di antara para istri, sesuai dengan kemampuannya secara adil sebab jika tidak menyamakan pembagian berarti telah berbuat zhalim. Adapun sikap adil dalam hal kasih sayang dan kecenderungan hati di luar kemampuan manusia.


Bahkan dalam hal mendapat izin dari istri sebelumnya juga suatu keharusan. Walaupun secara hukum tidak mewajibkan harus mendapat Izin tetapi secara moral dan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, maka sebaiknya suami memberitahu hal tersebut kepada istri pertama, untuk menjaga perasaan dan memperingan sakit hatinya sesuai dengan tabiat wanita pada umumnya, dengan ungkapan bahasa dan tutur kata yang santun, tidak semena-mena, dengan seenaknya menikahi wanita lain.



Wallahu A'lam Bis Showab.





Kami sangat menghargai komentar pembaca sekalian, baik saran, kritik, bantahan dan lain sebagainya. 
Bagi pembaca yang ingin berkomentar silahkan untuk login dengan mengklik Login di Tombol Login komentar dan pilih akun yang ingin anda gunakan untuk Login, Bisa dengan Facebook, Twitter, Gmail dsb. 
 peraturan komentar: 
1. komentar pendek atau panjang tidak masalah, baik lebih dari satu kolom juga tidak apa-apa. 
2. komentar menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar tidak berbelit-belit. 
3. tidak menggunakan kata-kata kotor, hujat atau caci maki
4. langsung pada topik permasalahan

2/Post a Comment/Comments

  1. staff IDI selamanya g pernah berani, cuma berani dibalik layar. disanggah sedikit aja pasti bakal dihapus.  

    ReplyDelete
  2. Saat Nabi Muhammad SAW ditanya sahabat mengapa Nabi tidak mengambil istri dari wanita Anshar, padahal mereka cantik, dijawab bahwa umumnya wanita Anshar sangat pencemburu. Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan psikologis para isteri tersebut menjadi hal yang tidak dapat diremehkan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post